Klub terkaya dan termiskin di dunia sepanjang masa, cek!

Perbandingan Kekayaan Klub Sepak Bola Dunia Sepanjang Masa

klub terkaya dan termiskin di dunia
klub terkaya dan termiskin di dunia

Klub terkaya dan termiskin

score.co.id – Pernahkah Anda membayangkan jurang finansial yang memisahkan raksasa sepak bola dengan klub yang terpuruk? Di satu sisi, gelimang pendapatan miliaran dolar. Di sisi lain, bangkrut dan terhapus dari peta sepak bola profesional. Inilah realitas brutal industri sepak bola modern tahun 2025, di mana manajemen cerdas dan diversifikasi pendapatan menjadi penentu hidup-mati. Mari selami lanskap keuangan klub-klub dunia, dari puncak kemewahan hingga jurang kebangkrutan.

Peta Keuangan Sepak Bola Global 2025

Dominasi Eropa tak terbantahkan dalam hierarki kekayaan sepak bola. Berdasarkan laporan mutakhir Deloitte Football Money League 2025 dan Forbes, Real Madrid merajai puncak dengan pendapatan €1,045,5 juta dan valuasi $6,75 miliar. Manchester City mengikuti dengan €837,8 juta, sementara PSG mencatat €805,9 juta. Yang mengejutkan, Barcelona berada di posisi keenam versi Deloitte (€760,3 juta), meski valuasi Forbes-nya mencapai $5,65 miliar.

Perbandingan Kekayaan Klub Sepak Bola Dunia Sepanjang Masa
Perbandingan Kekayaan Klub Sepak Bola Dunia Sepanjang Masa

Total pendapatan 20 klub elit global melonjak 6% menjadi €11,2 miliar pada musim 2023/24. Komposisinya menunjukkan pergeseran strategis: 44% pendapatan komersial, 38% hak siar, dan 18% dari hari pertandingan. Stadion Bernabéu yang telah direnovasi jadi simbol keberhasilan ini, mendongkrak pendapatan Real Madrid lewat konser, tur, dan tiket premium.

Tren menarik datang dari Major League Soccer (MLS). Model liga tertutup tanpa degradasi membuat 19 klub AS masuk daftar 50 klub termahal dunia. LAFC memimpin ($1,28 miliar), disusul Inter Miami ($1,19 miliar) yang diuntungkan oleh fenomena Lionel Messi.

Baca Juga  Erick Thohir Bicara Nasib Bima Sakti di Timnas U-17 Indonesia Usai Piala Dunia U-17 2023

Sumber Kekuatan Finansial Klub Elite

Apa rahasia klub-klub papan atas? Diversifikasi pendapatan jadi kunci. Mereka tak lagi mengandalkan tiket atau siaran semata. Real Madrid, misalnya, mengubah Bernabéu menjadi “hibrida hiburan” yang host final NBA hingga konser Taylor Swift. PSG dan Manchester City gencar ekspansi ke pasar Asia dan Timur Tengah lewat akademi sepak bola dan toko merchandise.

Investasi infrastruktur juga menentukan. Tottenham Hotspur membukukan €615 juta berkat stadion mutakhirnya yang dilengkapi lapangan NFL. Bayern Munich memaksimalkan pendapatan komersial lewat kemitraan dengan Allianz dan Telekom. Yang jelas, klub top kini beroperasi seperti korporasi multinasional.

Jerat Utang dan Runtuhnya Legenda

Di balik gemerlap, sejarah sepak bola diwarnai tragedi finansial. Juli 2024 menjadi bulan kelam untuk Girondins de Bordeaux. Klub Prancis itu dinyatakan bangkrut meski finis kelima di Ligue 2, gagal memenuhi syarat finansial federasi. Nasib serupa menimpa SSC Napoli (2004), yang kolaps pasca-era Maradona dan terpaksa restart dari Serie C.

Kasus paling menyakitkan mungkin Rangers FC. Raksasa Skotlandia itu dilikuidasi tahun 2012 akibat utang £134 juta, lalu “dilahirkan ulang” di divisi empat. Portsmouth pernah merasakan euforia juara FA Cup 2008, tapi terdegradasi pada 2013 karena utang £135 juta. Meski perlahan bangkit, mereka kini jauh dari panggung elite.

Penyebab utama kebangkrutan bervariasi:

  • Manajemen ceroboh seperti kasus Parma (2015) yang bangkrut karena induk perusahaan ambruk.
  • Kontrol pemilik bermasalah seperti di Lierse SK Belgia.
  • Pelanggaran Financial Fair Play (FFP) yang menghancurkan FC Dnipro (2018).
  • Pemotongan anggaran drastis seperti dialami Anzhi Makhachkala (2022).

Tren dan Tantangan Masa Depan

Peraturan finansial semakin ketat. Profit and Sustainability Rules (PSR) di Premier League memaksa klub seperti Newcastle United menjual bintang untuk menghindari sanksi. Barcelona pun harus melepas aset demi patuh pada batas gaji La Liga.

Baca Juga  Klasemen Tottenham vs West Ham Info Peringkat Terbaru Liga

Tantangan terbesar adalah godaan “win now mentality”. Klub sering tergoda membeli bintang mahal demi trofi instan, tapi gagal membangun aliran pendapatan berkelanjutan. Ketergantungan pada sponsor tunggal juga berisiko, seperti yang hampir dialami Inter Milan saat Digitalbits gagal bayar.

Di tengah semua ini, model MLS menawarkan stabilitas. Tanpa degradasi, klub AS lebih mudah merencanakan investasi jangka panjang. Namun, kritikus menilai sistem ini mengurangi dinamika kompetisi.

Kutipan Menarik:“Klub sepak bola bukan lagi sekadar olahraga, tapi ekosistem bisnis kompleks. Satu kesalahan manajemen bisa menghapus sejarah 100 tahun,” tegas Dr. Amir Rizki, Pakar Ekonomi Olahbola Universitas Manchester.

Tabel 1: 10 Klub Terkaya Dunia 2025 (Sumber: Deloitte/Forbes)

Peringkat Klub Negara Pendapatan (EUR) Valuasi (USD)
1 Real Madrid Spanyol €1.045,5 juta $6.75 miliar
2 Manchester City Inggris €837,8 juta $5.3 miliar
3 Paris Saint-Germain Prancis €805,9 juta $4.6 miliar
4 Manchester United Inggris €770,6 juta $6.6 miliar
5 Bayern Munich Jerman €765,4 juta $5.1 miliar
6 Barcelona Spanyol €760,3 juta $5.65 miliar
7 Liverpool Inggris €714,7 juta $5.4 miliar
8 Arsenal Inggris €716,5 juta $3.4 miliar
9 Tottenham Hotspur Inggris €615 juta $3.3 miliar
10 Chelsea Inggris €545,5 juta $3.25 miliar

Tabel 2: Klub dengan Sejarah Kebangkrutan Kritis

Klub Tahun Penyebab Utama Dampak
Girondins de Bordeaux 2024 Gagal penuhi syarat finansial Bubar sebagai klub pro
SSC Napoli 2004 Krisis pasca-Maradona Restart dari Serie C
Parma 2015 Kebangkrutan perusahaan induk Restart dari Serie D
Rangers FC 2012 Utang £134 juta Restart dari Divisi 4
AEK Athens 2013 Pengurangan poin & utang Memilih bangkrut
Anzhi Makhachkala 2022 Pemotongan anggaran pemilik Dibubarkan
FC Dnipro 2018 Pelanggaran FFP & gagal bayar Dipaksa bangkrut oleh FIFA
Portsmouth 2010 Akumulasi utang £135 juta Degradasi & restrukturisasi
Baca Juga  Timnas Jepang: Dominasi 3 Pemain Muda di Bundesliga

Penutup

Dinamika keuangan sepak bola modern bagai dua sisi mata uang. Di satu wajah, inovasi dan globalisasi melahirkan raksasa bernilai miliaran dolar. Di sisi lain, jerat utang dan regulasi bisa melumat klub berusia seabad dalam semalam. Kesuksesan jangka panjang tak lagi ditentukan trofi semata, tapi kemampuan membangun model bisnis tangguh yang tahan guncangan.

Jadilah yang pertama tahu perkembangan terkini! Pantau terus analisis mendalam seputar finansial sepak bola hanya di Score.co.id sumber tepercaya