Xabi Alonso Sebut Juventus Lawan Berat: Ini 3 Alasan Utamanya

Ulasan taktis Xabi Alonso soal kekuatan Juventus.

Xabi Alonso Sebut Juventus Lawan Berat
Xabi Alonso Sebut Juventus Lawan Berat

Xabi Alonso Sebut Juventus Lawan Berat

Score.co.id – Dalam dunia sepak bola, kemenangan tipis 1-0 kerap menyimpan cerita yang lebih dalam daripada sekadar tiga poin. Itulah yang tergambar jelas di Santiago Bernabéu pada 22 Oktober 2025, ketika Real Madrid berhasil mengalahkan Juventus dalam laga Liga Champions. Namun, sorotan justru tertuju pada pernyataan mengejutkan sang arsitek Los Blancos, Xabi Alonso. Alih-alih merayakan kemenangan, pelatih berdarah Spanyol itu justru memuji Juventus sebagai “lawan berat” yang membuat pasukannya hampir kehilangan kendali. Pernyataan ini bukan sekadar basa-basi diplomatis, melainkan analisis mendalam dari seorang ahli taktik yang menghormati rivalitas klasik Eropa.

Pujian Alonso ini menjadi semakin signifikan mengingat Juventus sedang mengalami masa sulit. Dalam enam laga terakhir di semua kompetisi, Bianconeri hanya mampu meraih lima hasil imbang dan menelan satu kekalahan. Tren buruk di Serie A, termasuk kekalahan 0-2 dari Como, seharusnya membuat Juventus tampil sebagai lawan yang mudah. Namun, di atas rumput Bernabéu, mereka menunjukkan jiwa raksasa yang sebenarnya. Igor Tudor berhasil membangun tim yang solid, tangguh, dan hampir saja meraih poin berharga di markas salah satu tim terkuat Eropa. Lantas, apa saja alasan mendalam di balik pernyataan Xabi Alonso?

Ulasan taktis Xabi Alonso soal kekuatan Juventus.
Ulasan taktis Xabi Alonso soal kekuatan Juventus.

Real Madrid Tundukkan Juventus dalam Laga Sengit

Pertandingan yang berlangsung dengan intensitas tinggi ini hanya menghasilkan satu gol, yang dicetak oleh Gonzalo García di babak pertama berkat umpan terobosan Trent Alexander-Arnold. Gol ini menjadi penentu kemenangan, namun jalannya pertandingan sama sekali tidak mencerminkan dominasi penuh tuan rumah. Real Madrid harus bekerja ekstra keras sejak menit awal, dihadang oleh pressing tinggi dan struktur pertahanan Juventus yang rapat. Bahkan, di menit-menit akhir, gawang Thibaut Courtois nyaris bobol, menyelamatkan Madrid dari hasil imbang yang akan terasa pahit.

Baca Juga  Ketua AC Milan Scaroni Menilai Terlalu Cepat Tentang Liga Super Eropa

Duel Taktis di Bernabéu

Laga ini juga diwarnai oleh duel taktis antara dua mantan pemain yang kini menjadi pelatih. Xabi Alonso, dengan filosofi permainan possession dan serangan terstruktur, berhadapan dengan Igor Tudor yang dikenal dengan pendekatan disiplin dan serangan balik cepat. Alonso mengakui bahwa timnya kesulitan menembus benteng pertahanan Juventus, terutama di paruh kedua pertandingan. “Ini bukan kemenangan mudah. Kami harus bertaruh habis-habisan,” ujar Alonso dalam konferensi pers pasca-pertandingan. Kemenangan ini mengukuhkan posisi Real Madrid di puncak grup dengan rekor sempurna, namun sekaligus menjadi pengingat bahwa jalan menuju final masih sangat panjang dan berliku.

Mengapa Juventus Dianggap Lawan Berat di Tengah Tren Buruk?

Kualitas Individu Pemain yang Tak Terbantahkan

Alasan pertama yang ditekankan Alonso adalah kualitas individual para pemain Juventus. Meski sedang dalam masa paceklik gol—hanya mencetak dua gol dalam enam laga terakhir—skuad Juventus dipenuhi nama-nama yang mampu mengubah jalannya pertandingan dalam sekejap. Alonso secara khusus menyoroti bintang muda Turki, Kenan Yıldız, dan energi yang dibawa oleh Andrea Cambiaso. Keduanya terus-menerus mengganggu lini pertahanan Madrid, menciptakan peluang berbahaya dari sisi yang jarang terantisipasi.

“Kualitas para pemain Juve membuat segalanya sulit. Mereka memiliki individu-individu berkelas yang tahu bagaimana bermain di level tertinggi,” ujar Alonso kepada Sky Sport Italia.

Ia menambahkan bahwa timnya harus bekerja ekstra keras hanya untuk mengontrol area tengah lapangan, karena para gelandang Juventus begitu agresif dalam merebut bola dan memulai transisi. Performa para pemain Juventus di Bernabéu membuktikan bahwa masalah yang mereka alami lebih bersifat psikologis dan taktis, bukan karena kurangnya bakat teknis.

Strategi Taktis Igor Tudor yang Hampir Membuahkan Hasil

Alasan kedua yang diungkapkan Alonso adalah pendekatan taktis yang diterapkan oleh Igor Tudor. Pelatih asal Kroasia itu dinilai berhasil menyusun strategi yang hampir sempurna untuk menekan kelemahan Madrid. Juventus tampil dengan formasi defensif yang compact, mempersempit ruang gerak para pemain sayap Madrid, dan melancarkan serangan balik dengan memanfaatkan kecepatan pemain depan. Pendekatan ini hampir membuahkan hasil saat Juventus membombardir pertahanan Madrid di babak kedua.

Baca Juga  Como Libas Cagliari Pada Penampilan Pramusim

Alonso, dengan latar belakangnya sebagai gelandang bertipikal pengatur permainan, sangat menghargai kompleksitas taktik lawan. “Saya sangat menghormati ide-ide pelatih mereka. Mereka punya rencana yang jelas dan eksekusi yang bagus, yang menciptakan momen-momen sulit bagi kami,” tuturnya. Pressing tinggi yang dilakukan Juventus di 15 menit awal pertandingan sempat membuat Madrid kewalahan, membuktikan bahwa Tudor telah menganalisis dengan baik cara mengganggu ritme permainan Los Merengues.

Legitimasi Sejarah dan Mentalitas Raksasa Eropa

Alasan ketiga, dan mungkin yang paling filosofis, adalah status Juventus sebagai klub raksasa dengan sejarah gemilang. Alonso menekankan bahwa klub dengan 36 gelar Serie A dan dua trofi Liga Champions ini memiliki DNA untuk bangkit dari keterpurukan. Meski sedang terpuruk di liga domestik, Juventus tetaplah tim yang dibangun dengan mentalitas pemenang. Pengalaman mereka di pentas Eropa membuat mereka tidak pernah dianggap remeh, terutama dalam laga penting seperti ini.

“Mereka akan berkembang seiring musim berjalan. Ini baru awal musim, dan Juventus adalah tim yang selalu berbahaya,” kata Alonso dengan penuh keyakinan.

Ia mengingatkan bahwa dalam sepak bola, reputasi dan sejarah sebuah klub dapat mempengaruhi performa di lapangan. Juventus datang ke Bernabéu dengan kebanggaan sebagai tim besar, dan itu tercermin dari perlawanan sengit yang mereka tunjukkan, jauh berbeda dari penampilan lesu mereka di Serie A.

Dampak Kemenangan dan Proyeksi Ke Depan

Tantangan Bagi Real Madrid

Bagi Real Madrid, kemenangan ini tentu menjadi momentum positif, tetapi juga menyisakan pekerjaan rumah. Alonso harus memikirkan solusi untuk mengatasi cedera yang menimpa tiga bek utama: Huijsen, Trent Alexander-Arnold, dan Dani Carvajal. Kemenangan tanpa cedera tambahan adalah sebuah anugerah, namun rotasi dan manajemen skuad akan menjadi kunci untuk mempertahankan konsistensi di dua front kompetisi.

Baca Juga  Xabi Alonso Persiapkan Eksodus 5 Pemain Dari Leverkusen

Harapan Bagi Juventus

Bagi Juventus, kekalahan ini memang memperpanjang tren negatif, namun performa solid di Bernabéu bisa menjadi modal berharga untuk bangkit. Pertandingan selanjutnya melawan Inter Milan di Serie A akan menjadi ujian berat, tetapi jika mereka bisa mempertahankan level permainan seperti saat melawan Madrid, hasil positif bukanlah hal mustahil. Pujian dari pelatih sekelas Xabi Alonso juga bisa menjadi penyemangat, pengingat bahwa mereka masih dianggap sebagai tim berkelas di mata rival terberatnya.

Ringkasan Perbandingan

Aspek Detail Juventus Komentar Xabi Alonso
Performa Terkini 5 imbang, 1 kalah (semua kompetisi); 0-2 vs Como “Mereka sedang kesulitan, tapi tetap berbahaya.”
Kekuatan Skuad Talenta muda seperti Kenan Yıldız; pressing tinggi “Kualitas pemain mereka membuat laga ini berat.”
Taktik Defensif solid, serangan balik cepat “Ide pelatih mereka menciptakan momen sulit.”

Kesimpulan: Pelajaran Berharga dari Bernabéu

Pertandingan antara Real Madrid dan Juventus lebih dari sekadar tiga poin; ia adalah pengingat tentang hakikat persaingan sepak bola modern. Xabi Alonso, dengan kepiawaian taktis dan kedewasaannya, memahami bahwa menghormati lawan adalah langkah pertama menuju kemenangan berkelanjutan. Pernyataannya yang memuji Juventus bukanlah bentuk kerendahan hati semu, melainkan pengakuan tulus atas tantangan yang diberikan oleh tim yang sedang dalam fase sulit.

Bagi para penggemar, laga ini menunjukkan bahwa statistik dan tren buruk tidak selalu menggambarkan keseluruhan cerita. Juventus, dengan segala masalahnya, tetaplah raksasa yang bisa membangunkan kekuatan terpendamnya kapan saja. Sementara bagi Real Madrid, kemenangan ini adalah pelajaran berharga bahwa tidak ada laga yang mudah, terutama ketika berhadapan dengan tim yang memiliki sejarah dan kebanggaan sebesar Juventus.

Ikuti terus perkembangan berita sepak bola terkini dan analisis mendalam hanya di Score.co.id.