Agama Lamine Yamal: Fakta dan Profil Lengkapnya, Wajib Tahu

Profil Lamine Yamal: Agama dan Fakta Penting yang Harus Diketahui

Agama Lamine Yamal
Agama Lamine Yamal

Agama Lamine Yamal

score.co.id – Di tengah gemerlap bintang sepak bola dunia, nama Lamine Yamal meledak bagai supernova. Pemain berusia 17 tahun yang membela FC Barcelona dan Timnas Spanyol ini bukan lagi sekadar “bakat potensial”, melainkan fenomena nyata yang mencatatkan rekor demi rekor. Di balik sorotan kamera, identitas personalnya-termasuk keyakinan agama, akar keluarga, dan filosofi hidup-membentuk sosok atlet yang menginspirasi. Simak profil lengkapnya di sini!

Profil Pribadi: Warisan Multikultural dan Keyakinan

Lamine Yamal Nasraoui Ebana lahir pada 13 Juli 2007 di Esplugues de Llobregat, kawasan suburban Barcelona. Latar belakangnya adalah mozaik budaya global: sang ayah, Mounir Nasraoui, berdarah Maroko, sementara ibunda, Sheila Ebana, berasal dari Bata, Guinea Ekuatorial. Sejak usia tiga tahun, Yamal mengalami dinamika keluarga unik-orang tuanya berpisah, namun keduanya tetap hadir sebagai pilar pendukung kariernya. Ia tumbuh dengan berpindah antara Mataró (domisili ayah) dan Granollers (lokasi kerja ibu).

Profil Lamine Yamal Agama dan Fakta Penting yang Harus Diketahui
Profil Lamine Yamal Agama dan Fakta Penting yang Harus Diketahui

Satu aspek mendasar yang kerap jadi pertanyaan publik adalah agama Lamine Yamal. Pemain muda ini menganut Islam dengan taat, menjadikan nilai-nilai spiritual sebagai penuntun keseharian. Keyakinannya tercermin dari sikap rendah hati dan disiplin, bahkan di puncak popularitas.

Namun, identitasnya tak berhenti di situ. Perayaan gol ikoniknya-membentuk gestur “304” dengan jari-adalah penghormatan mendalam pada lingkungan Rocafonda di Mataró. Angka itu merujuk pada tiga digit terakhir kode pos (08304) kawasan tersebut, sebuah lingkungan kelas pekerja yang kerap dipandang sebelah mata. “Selebrasi itu pengingat dari mana saya berasal. Rocafonda adalah akar yang membentuk mentalitas saya,” ujar Yamal dalam wawancara eksklusif 2025. Gerakan itu bukan sekadar simbol, melainkan manifesto kebanggaan atas asal-usulnya yang sederhana.

Baca Juga  ILO-UNDP gelar pelatihan promosi bisnis bagi perusahaan di Indonesia

Analisis Gaya Bermain: Revolusi Jenius dari La Masia

Apa yang membuat Yamal berbeda dari talenta muda lainnya? Menurut Simone Inzaghi (pelatih Inter Milan), ia adalah “bakat 50 tahunan yang mengubah standar sepak bola modern.” Sementara Hansi Flick (pelatih Barcelona) menyebutnya “jenius taktis dengan insting purba”. Pujian itu bukan hiperbola. Sebagai pemain sayap kanan yang dominan menggunakan kaki kiri, Yamal menggabungkan kecepatan, kreativitas, dan efisiensi dalam satu paket.

Dribling Maut dan Visi Lapangan

Kemampuannya menggiring bola ibarat aliran sungai-tak terduga namun terarah. Ia menguasai seni body feint dan perubahan ritme untuk mengecoh lawan. Yang lebih mencengangkan adalah kecerdasan baca permainannya. Xavi Hernández (mantan pelatih Barcelona) pernah berkomentar: “Keputusan Yamal di lapangan nyaris sempurna. Ia tahu kapan harus menyerang ruang, kapan mengoper, dan kapan menarik perhatian bek untuk membebaskan rekan.”

Produktivitas yang Mengguncang Statistik

Musim 2024/2025 menjadi saksi ledakan kinerjanya: 18 gol dan 21 assist di semua kompetisi. Angka itu membantu Barcelona meraih treble domestik (La Liga, Copa del Rey, Supercopa Spanyol). Tak sekadar mencetak gol, ia adalah motor serangan yang menghidupkan sistem permainan. Dalam laga El Clásico melawan Real Madrid, 60% serangan Barca lahir dari sisi kanan tempatnya bercokol.

Fenomena Pemecah Rekor: Dari Barcelona hingga Panggung Euro

Jika rekor adalah bukti keabadian, maka Yamal telah mengukir namanya di sejarah sepak bola sejak remaja. Juli 2025 mencatatnya sebagai pemenang Kopa Trophy (penghargaan pemain muda terbaik versi Ballon d’Or), mengalahkan nominasi seperti Jude Bellingham di masa lalu. Berikut cuplikan pencapaian fenomenalnya:

Rekor Klub (FC Barcelona):

  • Pemain termuda starter di La Liga (16 tahun, 38 hari)
  • Pencetak gol termuda di La Liga (16 tahun, 87 hari)
  • Pencetak gol termuda di El Clásico (17 tahun, 105 hari)
  • Pemain termuda capai 100 penampilan (17 tahun, 291 hari)
Baca Juga  Pemkab Magetan bentuk jejaring "skrining" layak hamil cegah stunting

Rekor Timnas Spanyol:

  • Debut dan gol termuda (16 tahun, 57 hari)
  • Pencetak gol termuda di Euro (16 tahun, 362 hari)
  • Pemain termuda juara turnamen besar (Euro 2024, 17 tahun, 1 hari)

Puncak momen heroiknya terjadi di final Euro 2024. Saat Spanyol tertinggal 0-1 dari Prancis, Yamal mencetak gol penyama sekaligus assist kemenangan-semua sebelum usianya genap 17 tahun. “Ia bermain dengan kepala 30 tahun di badan remaja,” puji Luis de la Fuente (pelatih Spanyol).

Penutup: Lamine Yamal, Warisan Sepak Bola Masa Depan

Lamine Yamal bukan hanya produk La Masia; ia simbol generasi baru atlet yang otentik. Dari keyakinan agamanya yang membumi, dedikasi pada komunitas akar rumput, hingga performa gemilang yang memecah batas usia-semua menyatu dalam satu identitas. Di usianya yang ke-17, ia telah membuktikan bahwa bakat sejati tak bisa dikurung angka kelahiran.

Dunia hanya bisa berspekulasi: akankah ia memimpin Spanyol di Piala Dunia 2026? Bisakah ia mengantar Barcelona kembali ke tahta Eropa? Satu yang pasti: perjalanan Lamine Yamal baru dimulai.

Pantau terus perkembangan si jenius muda ini hanya di score.co.id-sumber berita sepak bola terpercaya !