Analisis Set-Piece Keunggulan West Ham
score.co.id – Di tengah gemuruh Premier League 2025/26, sebuah narasi menarik terungkap di London Stadium. West Ham United, tim yang sedang berjuang menemukan konsistensi di bawah Nuno Espírito Santo, ternyata menyimpan sebuah senjata rahasia yang kerap terlupakan. Meski catatan defensif mereka dari situasi bola mati menyimpan banyak luka, ancaman ofensif yang mereka miliki tetap nyata dan berpotensi menjadi penentu. Analisis mendalam ini akan mengupas paradoks tersebut, mengeksplorasi bagaimana The Hammers bisa menjadi ancaman mematikan dari set-piece sekaligus korban yang rentan, serta jalan menuju penebusan taktis mereka.
Paradoks West Ham: Kerentanan Defensif vs. Ancaman Ofensif
Statistik berbicara dengan nada yang keras dan jelas. Hingga November 2025, West Ham tercatat telah kebobolan 9 gol dari situasi bola mati, angka tertinggi di liga. Ironisnya, dalam laga yang sama, mereka juga menunjukkan gigi ofensifnya yang masih tajam. Ini adalah sebuah paradoks modern: sebuah tim yang bisa mencukur habis pertahanan lawan melalui set-piece, tetapi juga dengan mudahnya dibongkar dengan cara yang sama.
Di balik angka kebobolan yang menyakitkan itu, tersembunyi sebuah mesin gol yang masih berdetak. Sekitar 15-20% gol yang dicetak West Ham berasal dari set-piece, sebuah persentase yang kompetitif untuk tim di klasemen menengah. Ancaman utama itu bernama Tomas Soucek. Gelandang asal Ceko dengan tinggi 192 cm itu tetap menjadi mimpi buruk bagi para bek di udara. Kehadirannya di kotak penalti lawan adalah sebuah konstan, sebuah jaminan bahwa setiap umpan silang yang akurat berpotensi berbuah gol. Dia bukan sekadar target man pasif; pergerakannya yang cerdas dan timing lompatannya yang brilian membuatnya tetap menjadi aset paling berharga dalam skema serangan bola mati West Ham.

Warisan Taknis: Jejak Kaki Sang Raja Set-Piece
Untuk memahami potensi tersembunyi West Ham, kita harus melihat ke belakang. The Hammers pernah dijuluki “raja set-piece” di era manajer sebelumnya, di mana kekuatan fisik dan perencanaan taktis yang rumit menjadi senjata andalan. Warisan ini tertanam dalam DNA tim.
Pertandingan imbang melawan Aston Villa awal 2025 adalah bukti nyata warisan ini masih hidup. Pada laga itu, West Ham tidak sekadar melempar bola ke kotak penalti. Mereka mengeksekusi sebuah rutin yang telah dilatih dengan cermat. Melalui blocking yang cerdas dan gerakan decoy untuk menciptakan ruang, mereka berhasil mengekspos kelemahan defensif udara Villa. Gol yang tercipta bukanlah sebuah kebetulan, melainkan mahakarya taktis yang terwujud. Ini menunjukkan bahwa blueprint untuk sukses masih ada, tinggal menunggu eksekusi yang konsisten untuk dihidupkan kembali.
Anatomi Strategi Set-Piece West Ham
Strategi West Ham dibangun di atas dua pilar utama: variasi eksekusi dan optimalisasi kekuatan fisik.
- Variasi dalam Eksekusi: West Ham tidak bergantung pada satu jenis umpan saja. Mereka terlihat mahir dalam memvariasikan tendangan sudut dan tendangan bebas. Terkadang, mereka memilih umpan in-swinging cross yang langsung menuju ke kepala Soucek di tiang jauh. Di lain waktu, mereka memakai taktik short corner untuk menarik pemain lawan keluar dari posisinya dan membangun serangan dari sudut yang berbeda. Fleksibilitas ini membuat mereka tidak mudah ditebak.
- Formasi dan Kekuatan Udara: Baik bermain dengan formasi 5-3-2 maupun 4-3-3, Nuno Espírito Santo selalu memastikan ada cukup banyak pemain dengan kemampuan udara yang baik di kotak penalti lawan. Selain Soucek, nama-nama seperti Max Kilman dan Jean-Clair Todibo juga menjadi ancaman serius. Kombinasi tinggi dan fisik yang kuat ini menciptakan ketidakseimbangan yang bisa dimanfaatkan.
Namun, strategi ofensif yang cerdas ini berbanding terbalik dengan masalah defensif mereka. Banyak gol yang kebobolan berasal dari kegagalan sistem marking zonal. Pemain sering terlihat bingung dengan tugasnya, kehilangan lawan yang masuk ke zona mereka, dan gagal melakukan antisipasi terhadap umpan-umpan pendek atau gerakan terselubung lawan.
Data dan Realitas: Perbandingan Set-Piece di Premier League
| Tim | Gol Dicetak | Gol Kebobolan |
|---|---|---|
| Arsenal | 12 | 3 |
| Everton | 8 | 4 |
| West Ham | 4 | 9 |
| Wolverhampton | 5 | 10 |
| Crystal Palace | 6 | 5 |
Tabel ini dengan tegas menunjukkan masalah West Ham. Mereka berada di kelompok tim yang paling sering kebobolan dari set-piece, bersama Wolverhampton. Namun, dari sisi penyerangan, angka 4 gol mereka tidak terlalu tertinggal jauh dari rival-rival di level mid-table. Kontribusi set-piece terhadap total gol yang kebobolan mencapai 45%, sebuah angka yang sangat mengkhawatirkan dan menjadi akar dari banyaknya poin yang terbuang.
Tantangan dan Proyeksi Masa Depan
Kebobolan yang terus-menerus dari situasi yang sama, terutama dari tendangan sudut, menunjukkan adanya celah sistemik dalam organisasi pertahanan. Pelatihan intensif yang fokus pada komunikasi, disiplin posisi, dan transisi dari bertahan ke menyerang pasca-set-piece lawan adalah sebuah keharusan. Pemain seperti Soucek dan Kilman, yang menjadi ancaman di lini serang, juga harus bisa memimpin lini pertahanan saat menghadapi bola mati.
Masa depan Nuno Espírito Santo di klub mungkin juga akan diwarnai oleh keputusannya dalam menangani masalah ini. Merekrut seorang pelatih spesialis set-piece bisa menjadi langkah genius. Seorang ahli yang fokus menganalisis kelemahan lawan dan merancang rutin-rutin baru dapat mengubah kerentanan menjadi keunggulan. Dengan memanfaatkan tren liga yang semakin bergantung pada gol bola mati, West Ham sebenarnya memiliki fondasi pemain yang tepat untuk kembali menjadi tim yang ditakuti.
Kesimpulan: Senjata yang Menunggu untuk Ditajamkan
Dinamika set-piece West Ham United adalah cerita tentang dua sisi yang berseberangan. Di satu sisi, ada warisan dan potensi serangan yang menggiurkan, dipersonifikasikan oleh Tomas Soucek. Di sisi lain, ada realitas pahit defensif yang membuat mereka terjebak di bagian bawah tabel statistik.
Keunggulan tersembunyi West Ham memang ada; ia tidak hilang, hanya tertutup debu ketidakkonsistenan. Jika Nuno dan timnya mampu membersihkan debu itu, menata ulang organisasi defensif, dan mempertajam senjata ofensif warisan mereka, set-piece bisa sekali lagi menjadi katalisator yang mengantarkan The Hammers merangkak naik di tabel klasemen. Dalam liga yang semakin ketat di mana setiap detail berarti, menguasai seni bola mati bukan lagi sebuah pilihan, melainkan sebuah keharusan.
Tetap ikuti analisis mendalam lainnya seputar dunia sepak bola hanya di Score.co.id.












