Asal usul Borneo FC
score.co.id – Di jantung Kalimantan Timur, sebuah klub sepakbola lahir dari gelora rasa cinta dan ambisi masyarakat lokal. Borneo FC Samarinda, atau akrab disapa Pesut Etam, kini menjelma sebagai kekuatan tak terbantahkan di kancah sepakbola nasional. Bagaimana jejak sejarah mereka membentuk identitas yang mendunia? Simak perjalanan epik klub yang mengguncang hierarki sepakbola Indonesia hingga panggung Asia.
Kelahiran Sang Pesut Etam: Sebuah Revolusi di Samarinda
Tanggal 7 Maret 2014 menjadi saksi bisu kelahiran fenomena baru. Frustasi terhadap performa tim lokal sebelumnya, komunitas suporter Putra Samarinda menggagas ide brilian: mendirikan wadah baru yang sepenuhnya dikelola putra daerah. Di garda terdepan, Nabil Husein Said Amin – pemuda 20 tahun berdarah Samarinda – memikul tanggung jawab besar. Didukung penuh sang ayah, Said Amin (pengusaha ternama dan tokoh Pemuda Pancasila Kaltim), Nabil mewujudkan visi profesionalisasi sepakbola regional.

Strategi awal mereka cerdik sekaligus revolusioner: mengakuisisi lisensi klub Perseba Super Bangkalan melalui PT Nahusam Pratama Indonesia. Langkah ini melompati birokrasi rumit dan langsung memberi akses ke Divisi Utama Liga Indonesia 2014. Nama “Pusamania Borneo Football Club” (PBFC) pun resmi berkibar, menandai dimulainya era baru sepakbola Kalimantan.
Dekade Prestasi dan Pembangunan (2014-2024)
Ambisi langsung terkonversi jadi prestasi. Di musim debut 2014, Borneo menyabet gelar juara Divisi Utama usai mengalahkan Persiwa Wamena 2-1 di final. Promosi ke Indonesia Super League (kini Liga 1) diraih kurang dari setahun sejak pendirian – rekor fenomenal yang mengguncang peta sepakbola nasional.
Sepanjang dekade, konsistensi jadi trademark mereka. Puncaknya terjadi pada musim 2023-2024: juara Regular Series Liga 1 meski finis ketiga di Championship Series. Di turnamen pramusim, tiga kali runner-up Piala Presiden (2017, 2022, 2024) membuktikan kedalaman skuad. Basis suporter Pusamania menjadi tulang punggung atmosfer kandang, baik di Stadion Segiri Samarinda (hingga 2023) maupun Stadion Batakan Balikpapan.
Catatan Perjalanan Musim ke Musim:
| Musim | Kompetisi | Posisi Akhir | Piala Presiden | Kompetisi Asia | Topskor Tim | Gol |
|---|---|---|---|---|---|---|
| 2014 | Div Utama | Juara | – | – | – | – |
| 2015 | ISL | Diberhentikan | Perempat Final | – | – | – |
| 2016 | ISC A | 9 | – | – | Pedro Valazquez | 4 |
| 2017 | Liga 1 | 8 | Runner Up | – | Lerby Eliandry | 16 |
| 2018 | Liga 1 | 7 | Fase Grup | – | Matías Conti | 11 |
| 2019 | Liga 1 | 7 | Fase Grup | – | Renan Silva | 11 |
| 2020-21 | Liga 1 | Diberhentikan | – | – | – | – |
| 2021-22 | Liga 1 | 6 | – | – | Fransisco Torres | 15 |
| 2022-23 | Liga 1 | 4 | Runner Up | – | Matheus Pato | 25 |
| 2023-24 | Liga 1 | 3 | – | – | Felipe Cadenazzi | 15 |
| 2024-25 | Liga 1 | 5 | Runner Up | Fase Grup ACC | Mariano Peralta | 10 |
Analisis Skuad dan Staf Kepelatihan Era 2025
Memasuki musim 2025-2026, gelombang perubahan melanda kursi kepelatihan. Fábio Lefundes (pelatih asal Brasil) resmi ditahbiskan sebagai arsitek baru pada 15 Juni 2025, menggantikan Joaquín Gómez. Ini adalah ketiga kalinya klub berganti pelatih dalam periode singkat – indikator lingkungan kerja berstandar tinggi sekaligus tantangan mencapai stabilitas jangka panjang.
Lefundes membawa tim kepelatihan hybrid lokal-internasional:
- Asisten: Sultan Samma (Indonesia), Pedro Javier (Spanyol), Vinisius Xavier (Brasil)
- Pelatih Kiper: Joao Gabriel (Portugal)
- Analis: Gilang Ramadhan (Indonesia)
Di meja transfer, manajemen agresif merekrut pemain kunci:
- Mohamad El Housseini (bek timnas Lebanon) – tambahan pertahanan berkelas Asia
- Juan Villa (gelandang kreatif Kolombia) – pengendali ritme serangan
- Maicon Souza (gelandang Brasil) – penguat lini tengah fisik
Eksistensi PBFC Academy terus jadi pilar masa depan. Hugo Samir, Taufany Muslihuddin, dan Alfharezzi Buffon adalah produk lokal yang kini bersinar di tim utama. Komitmen pada pemain muda menjadi DNA tak tergantikan.
Skuad Utama Per Juni 2025:
- Kiper: Daffa Fasya
- Pemain Lokal Kunci: Dwiky Hardiansyah, Habibi Jusuf, Rayhan Utina
- Pemain Asing: El Housseini, Juan Villa, Maicon Souza
- Penghubung Tim: Dika Kuswardani, Muhammad Sihran
Debut di Panggung Asia dan Visi Masa Depan
Partisipasi di ASEAN Club Championship (Shopee Cup) 2024-2025 menjadi babak bersejarah. Bukan sekadar pemenuhan syarat kompetisi, melainkan manifestasi visi Nabil Husein membawa Borneo FC sebagai merek global. Klub ini tergabung di Grup B bersama raksasa Asia Tenggara:
- Buriram United (Thailand)
- Lion City Sailors (Singapura)
- Kuala Lumpur City (Malaysia)
Momen gemilang tercipta ketika Borneo menghajar Lion City Sailors 3-0 di kandang. Sayang, performa tak konsisten membatasi mereka di peringkat 4 grup (6 poin dari 2 kemenangan, 3 kekalahan). Meski gagal melaju, debut ini memberi pelajaran berharga tentang tuntutan fisik, taktik, dan mental di level kontinental.
Ke depan, manajemen berfokus pada dua target:
- Stabilitas kompetisi Asia melalui perbaikan kualitas skuad dan manajemen pertandingan.
- Pembangunan infrastruktur termasuk akademi berstandar AFC guna mencetak lebih banyak talenta lokal.
Penutup
Sepanjang 11 tahun, Borneo FC telah melewati metamorfosis mencengangkan: dari proyek komunitas jadi kekuatan nasional dan calon pesaing Asia. Filosofi “dibangun oleh putra daerah, untuk kebanggaan daerah” tetap menjadi jiwa klub. Dengan fondasi suporter fanatik, manajemen visioner, dan ambisi tanpa batas, perjalanan Pesut Etam baru memasuki babak pertaruhnya.
Pantau terus perkembangan terkini seputar Borneo FC dan klub Liga 1 lainnya hanya di score.co.id – sumber berita sepakbola terpercaya !












