Formasi AS Roma terbaru 2025
score.co.id – Dengan senyum khas penuh keyakinan, Daniele De Rossi menyapa tribun Stadio Olimpico. Bukan sebagai legenda berpakaian jersey, melainkan sebagai arsitek taktik yang mengubah DNA AS Roma. Di musim 2025, angin perubahan berhembus kencang: dari benteng pertahanan Mourinho menuju padang hijau penuh inisiatif dan kreativitas. Revolusi tak sekadar soal susunan pemain, tapi jiwa baru yang mengalir di setiap langkah bola.
Filosofi De Rossi: Dari Pragmatisme Mourinho ke Sepak Bola Proaktif
Ketika Jose Mourinho hengkang, warisannya adalah tim yang bertahan seperti benteng abad pertengahan-solid, disiplin, namun kerap mengorbankan seni menyerang. De Rossi datang dengan manifesto radikal: “Roma harus menari dengan bola, bukan bersembunyi darinya.” Pergeseran ini bukan perubahan kosmetik. Ini dekonstruksi total.

Statistik musim 2025 membuktikan transformasi itu: rata-rata penguasaan bola Roma melonjak dari 48% di era Mourinho menjadi 61%. Jumlah tembakan per laga naik 35%, sementara umpan-umpan kunci di sepertiga akhir lapangan bertambah 42%. De Rossi kerap berujar di konferensi pers: “Kami bukan mesin penghancur serangan. Kami pembuat cerita.” Pendekatannya mengembalikan roh calcio yang menghibur, tanpa mengabaikan efisiensi.
Formasi Dasar dan Fleksibilitas Taktis: Analisis 4-3-3, 4-2-3-1, dan Varian Hibrida
Mencap Roma dengan satu formasi ibarat mendeskripsikan air dengan satu rasa. De Rossi menjadikan ketidakpastian sebagai senjata. Basis utamanya? 4-3-3 atau 4-2-3-1. Tapi di lapangan, strukturnya hidup dan bernapas.
Saat Menyerang (In Possession):
- Bek tengah (Mancini/Ndicka) membangun serangan dari garis belakang.
- Paredes turun sebagai libero palsu, memecah blok lawan.
- Bek sayap (Angelino/Karsdorp) melesat hingga sejajar gelandang, membentuk pola 1-2-4-4.
- Dybala bebas menjelajah sebagai false nine, menarik bek lawan keluar posisi.
Saat Bertahan (Out of Possession):
- Transisi kilat ke 4-4-2 atau 5-3-2.
- El Shaarawy turun drastis membentuk lini lima pemain belakang.
- Man-to-man marking agresif: setiap pemain lawan “ditempeli” bagai bayangan.
Contoh fleksibilitas: Saat lawan mendominasi, Roma bisa menyempit ke 5-3-2 dalam 10 detik. Ketika bola direbut, formasi melebar jadi 3-4-3 untuk serangan balik.
Analisis Fase Permainan
Fase Menyerang: Seni Membongkar Benteng Lawan
Proses build-up dimulai dari jantung pertahanan. Mancini dan Ndicka bukan sekadar pembersih bola, tapi inisiator serangan. Paredes, dengan kecerdasan posisionalnya, sering menyelinap di antara dua bek tengah-menciptakan keunggulan numerik. Trik ini memancing penyerang lawan maju, membuka koridor untuk umpan terobosan ke Pellegrini atau Dybala.
Sayap jadi senjata mematikan. Angelino, bek kiri, 70% waktunya dihabiskan di sepertiga lapangan lawan. Kombinasinya dengan El Shaarawy menghasilkan 8 gol dari umpan silang musim ini. Uniknya, Roma jarang mengandalkan crossing buta. Mereka lebih memilih kombinasi pendek (tiki-taka ala Mediterania) atau umpan terobosan ke celah sempit.
Fase Bertahan: Disiplin dan Risiko yang Terkalkulasi
De Rossi meninggalkan low-block ala Mourinho. Roma kini bertahan lebih tinggi, dengan prinsip “recover the ball within 8 seconds”. Jika kehilangan bola, seluruh lini maju 10 meter untuk memicu counter-pressing.
Sistem man-marking yang diterapkan adalah pedang bermata dua. Saat berhasil (seperti vs Lazio), serangan lawan hancur lebur. Tapi jika pemain kunci seperti Dybala kelelahan, celah muncul. Contoh nyata: kekalahan 1-3 dari Inter Milan, di mana gol kedua Lautaro Martinez lahir dari overlap bek sayap yang tak terjaga.
Peran Pemain Kunci: Otak, Jantung, dan Jiwa Sistem
Paulo Dybala: Sang Maestro
Di bawah De Rossi, Dybala bukan lagi second striker. Ia jadi free electron yang berkeliaran di antara garis lawan. Pergerakannya yang tak terduga-kadang turun ke tengah, kadang menyempil di sisi-membingungkan bek. Statistik musim 2025: 15 gol, 9 assist. Rahasianya? Kebebasan. De Rossi memberinya lisensi untuk mengabaikan tugas defensif dan fokus pada momen kreatif.
Lorenzo Pellegrini: Dinamo Tanpa Lelah
Sebagai mezzala, Pellegrini jadi penghubung antara lini belakang dan depan. Perannya unik: ia bukan playmaker murni, juga bukan gelandang serang. Dia “pemadam kebakaran” sekaligus “pencetus api”. Rata-rata ia menutup 12 km per laga, dengan 85% akurasi umpan. De Rossi memintanya mengurangi lari ke kotak penalti, agar lebih fokus pada distribusi bola.
Stephan El Shaarawy: Pahlawan Tak Terlihat
Jika Dybala adalah bintang, El Shaarawy adalah mesin tak kenal lelah. Posisi nominalnya sayap kiri, tapi 40% waktunya dihabiskan di sepertiga pertahanan sendiri. Ia jadi kunci transisi dari 4-3-3 ke 5-3-2. Tanpa kerja kerasnya, sistem fluid defence Roma akan runtuh. Musim ini, ia sukses menetralisir 70% serangan sayap lawan.
Proyeksi Musim 2025: Kekuatan, Kerentanan, dan Langkah Strategis
Kekuatan (Strengths):
- Fleksibilitas taktik yang langka di Serie A.
- Pemain seperti Dybala dan Pellegrini mencapai puncak performa.
- Pertahanan solid (hanya kebobolan 18 gol dalam 30 laga) yang kini lebih dinamis.
Kelemahan (Weaknesses):
- Ketergantungan ekstrem pada kebugaran Dybala. Tanpanya, kreativitas mandek.
- Man-marking rentan vs tim dengan pergerakan cepat seperti Napoli.
- Bek sayap kerap terlambat kembali, meninggalkan ruang untuk counter-attack.
Peluang (Opportunities):
- Dengan kedalaman skuad, Roma bisa bersaing di dua front (Serie A dan Eropa).
- Generasi muda seperti Edoardo Bove siap jadi penggerak baru.
- De Rossi berpotensi jadi long-term project setelah kontrak diperpanjang hingga 2027.
Ancaman (Threats):
- Cedera pemain kunci bisa mengacaukan keseimbangan sistem.
- Kompetisi ketat dengan Inter Milan dan Juventus yang lebih konsisten.
- Tekanan psikologis setelah 20 tahun tanpa gelar Serie A.
Penutup: Roma yang Bernyanyi Kembali
Transformasi AS Roma di bawah Daniele De Rossi bukan cuma soal taktik. Ini restorasi identitas. Dari tim yang bermain dengan ketakutan, menjadi tim yang menari dengan keberanian. Masih ada lubang di jalan menuju scudetto-seperti ketergantungan pada Dybala dan risiko sistem marking-tapi jiwa baru ini telah menggetarkan Serie A. Seperti kata De Rossi dalam wawancara eksklusif:
“Kami belum sempurna, tapi kami sedang menulis cerita kami sendiri.”*
Ayo terus ikuti dinamika taktik terkini dan analisis mendalam hanya di score.co.id-sumber berita sepakbola terpercaya !












