SCORE.CO.ID – Ada yang unik dari pertandingan pembuka final Sudirman Cup 2025 yang mempertemukan Huang Dong Ping/Feng Yan Zhe melawan Seo Seung Jae/Chae Yu Jung, Minggu siang (4/5).
Saat interval game ketiga, pertandingan justru diwarnai kartu merah. Saat jeda game, Huang Dong Ping tampak berbicara dengan wasit untuk izin menggunakan bathroom break. Wasit kemudian mengacungkan satu jari sebagai peringatan waktu.
Huang Dong Ping dapat kartu merah, dia pun meninggalkan lapangan, sementara Feng Yan Zhe dan Chae Yu Jung duduk menunggu di lapangan.
Ketika Huang kembali dan pertandingan akan dimulai, wasit memberikan kartu merah dan penalti satu poin. Akibatnya, game ke tiga dimulai dengan skor 0-1 untuk China. Huang dianggap telah mengulur pertandingan.
Usai pertandingan, Huang menjelaskan bahwa alasannya memgambil bathroom break adalah karena tengah menstruasi.
Sebelumnya, di All England 2025 kejadi serupa terjadi pada pemain Skotlandia, Kirsty Gilmour.
Ia yang menggunakan bathroom break di tengah pertandingan kemudian mendapatkan kartu kuning karena dinilai telat masuk ke dalam lapangan. Saat itu, Kirsty mengeluarkan pendapatnya.
“Saya hanya ingin ada protokol yang jelas untuk memastikan atlet yang sedang menstruasi diperlakukan dengan martabat dan diberi kelonggaran, karena mengatur menstruasi sambil tampil di tingkat dunia sangatlah sulit,” ungkapnya.
“Jika ada keberatan bahwa hal ini bisa disalahgunakan sebagai taktik untuk menunda pertandingan, saya yakin tidak ada orang dengan rahim yang mau berdiri di depan ribuan penonton dan memberi tahu wasit melalui mikrofon bahwa mereka sedang mengalami menstruasi. Seseorang hanya akan melakukan itu dalam keadaan darurat,” tambahnya.
Meskipun Huang Dong Ping dapat kartu merah di Final Piala Sudirman 2025 itu tak membuat mentalnya lemah. Justru pemain yang disapa HDP ini semakin mengamuk. Bahkan mampu memenangkan pertandingan dengan skor di set ketiga yaitu 21-15.
Kejadian ini mengingatkan pada insiden serupa yang dialami Kirsty Gilmour pada All England tahun yang sama dimana ia mendapat kartu kuning. Gilmour kala itu menyuarakan pentingnya protokol yang jelas:
“Saya hanya ingin ada protokol yang jelas untuk memastikan atlet yang sedang menstruasi diperlakukan dengan martabat dan diberi kelonggaran”, terangnya.
Dengan dua kejadian ini tentunya BWF akan semakin diprotes oleh para atlet dunia, karena jika aturan sensitif ini terus dipelihara bisa merugikan pemain yang tengah bertanding.












