Adrien Rabiot Cedera
Score.co.id – Gelombang kecemasan melanda markas AC Milan, Casa Milan, menyusul kabar mengecewakan yang datang tepat di tengah momen penting musim ini. Adrien Rabiot, sang motor lini tengah yang baru saja diboyong dengan harga fantastis, dipastikan harus menjalani masa pemulihan yang cukup panjang. Ini adalah pukulan telak bagi ambisi Rossoneri dan pelatih Massimiliano Allegri.

Dampak Langsung Cedera Rabiot bagi Dinamika Milan
Kepergian Rabiot ke ruang perawatan bukan sekadar hilangnya satu nama di papan tim. Gelandang asal Prancis itu telah dengan cepat beradaptasi dan menjadi jiwa baru dari midfield I Rossoneri. Kehadirannya memberikan keseimbangan yang selama ini dicari Allegri, menggabungkan ketangguhan defensif dengan distribusi bola yang cerdas. Tanpa dia, Milan kehilangan sebuah poros yang sulit digantikan.
Kronologi Cedera yang Menambah Frustrasi
Kronologi cedera ini justru semakin menambah rasa frustrasi. Saat membela Timnas Prancis dalam laga melawan Azerbaijan, Rabiot tampil gemilang dan bahkan mencetak gol. Namun, di sesi latihan berikutnya, dia mulai merasakan ketidaknyamanan pada betis kirinya. Yang menjadi sorotan adalah respons timnas yang dinilai lamban; cedera awalnya hanya dianggap sebagai benturan minor. Rabiot tetap dibawa dalam squad ke Islandia, hanya untuk akhirnya duduk di bangku cadangan. Keputusan untuk tidak memulangkannya segera mungkin telah memperparah kondisi.
Pemeriksaan MRI yang dilakukan segera setelah kepulangannya ke Milanello pada tanggal 16 Oktober 2025 mengonfirmasi kekhawatiran terburuk: lesi pada otot soleus. Diagnosis medis memprediksi pemulihan memakan waktu hingga satu bulan, yang berarti Rabiot dipastikan absen minimal hingga akhir November. Jadwal padat yang menanti Milan harus dihadapi tanpa salah satu pemain terpentingnya.
Menganalisis Lubang Besar di Lini Tengah Milan
Adrien Rabiot bukan sekadar pemain pengganti. Dia adalah starter tetap yang perannya multidimensi. Statistik menunjukkan bahwa sejak kedatangannya, persentase kepemilikan bola Milan di lini tengah meningkat signifikan. Kemampuannya dalam memutus serangan lawan dan segera memulai transisi dari bertahan ke menyerang adalah senjata andalan tim.
Krisis Lini Tengah yang Mengkhawatirkan
Dengan absennya Rabiot, Allegri harus segera mencari formula baru. Pilihan yang paling logis dan diperkirakan akan menjadi starter melawan Fiorentina adalah Ruben Loftus-Cheek. Pemain Inggris ini memang memiliki fisik yang kuat dan kemampuan membawa bola yang baik, namun dia tidak memiliki jangkauan intervensi dan reading of the game sebaik Rabiot. Loftus-Cheek cenderung lebih ofensif, yang bisa meninggalkan celah di depan lini pertahanan.
Opsi lain seperti Samuele Ricci masih dalam masa adaptasi dan belum sepenuhnya dipercaya untuk mengisi peran sepenting itu. Sementara itu, Ardon Jashari, yang diharapkan bisa memberikan depth, masih berkutat dengan pemulihan patah tulang fibula yang dideritanya sejak Agustus. Situasi ini memaksa Allegri untuk mungkin melakukan perubahan formasi atau memberikan kepercayaan penuh kepada Loftus-Cheek dengan harapan dia bisa naik level.
Daftar Pemain yang Terdampak Cedera Pasca-Jeda Internasional
| Nama Pemain | Jenis Cedera | Estimasi Absen |
|---|---|---|
| Adrien Rabiot | Lesi Otot Soleus (Betis Kiri) | Sampai akhir November 2025 |
| Christian Pulisic | Cedera Flexor | Sekitar satu bulan |
| Alexis Saelemaekers | Masalah Otot Ringan | Beberapa hari |
Catatan: Tabel di atas menggambarkan betapa parahnya dampak “virus FIFA” bagi skuat Milan. Kehilangan beberapa pemain kunci dalam satu waktu adalah mimpi buruk bagi Allegri dan staf kepelatihan.
Proyeksi Masa Sulit dan Ujian Kedalaman Skuad
Jadwal yang menanti Milan dalam periode absennya Rabiot terbilang sangat berat. Mereka tidak hanya akan menghadapi Fiorentina, tetapi juga pertandingan-pertandingan sengit melawan Atalanta dan AS Roma. Puncaknya adalah Derby della Madonnina melawan Inter Milan, yang sangat mungkin akan dilewatkan oleh Rabiot. Pertandingan-pertandingan ini adalah penentu bagi perjalanan musim Milan, baik di Serie A maupun kompetisi lainnya.
Tantangan Manajerial Allegri
Krisis ini menjadi ujian sesungguhnya bagi kedalaman skuat dan kemampuan manajerial Allegri. Dia dikenal sebagai pelatih yang pragmatis dan mampu beradaptasi. Tantangannya sekarang adalah menemukan kombinasi yang tepat di lini tengah tanpa mengorbankan stabilitas tim secara keseluruhan. Apakah dia akan mempertahankan skema 4-3-3 dengan menempatkan Loftus-Cheek di posisi Rabiot, atau beralih ke formasi ganda di lini tengah untuk memberikan perlindungan lebih pada pertahanan?
Masa Pemulihan dan Harapan untuk Kembali Lebih Kuat
Tim medis AC Milan kini memegang peran kunci. Mereka akan memantau perkembangan Rabiot secara ketat, dengan evaluasi ulang direncanakan dalam 10 hari ke depan untuk memastikan tidak ada komplikasi. Proses rehabilitasi harus berjalan sempurna untuk mencegah cedera berulang di kemudian hari.
Kutipan Pakar:
Seorang pakar kedokteran olahraga menyatakan, “Cedera otot soleus seperti yang dialami Rabiot memang rumit. Butuh kesabaran dalam pemulihannya. Memaksakan kembali sebelum waktunya justru berisiko tinggi menyebabkan cedera yang lebih parah. Milan harus bijak dalam menangani ini.”
Tantangan Berat di Depan Mata
Kabar cedera Adrien Rabiot jelas merupakan berita buruk yang datang di waktu yang tidak tepat bagi AC Milan. Namun, dalam setiap krisis selalu ada peluang bagi pemain lain untuk tampil dan membuktikan diri. Ruben Loftus-Cheek dan Samuele Ricci kini mendapatkan kesempatan emas untuk mengambil alih peran dan menunjukkan nilai mereka. Respons tim dalam beberapa laga ke depan akan menjadi bukti nyata seberapa tangguh mental skuat Allegri ini. Rossoneri harus bisa menemukan solusi dari dalam jika ingin tetap konsisten di papan atas klasemen.
Ikuti terus perkembangan berita terbaru seputar AC Milan dan dunia sepakbola hanya di score.co.id. Jangan lewatkan update langsung dari konferensi pers Massimiliano Allegri jelang laga kontra Fiorentina untuk mengetahui strategi pasti sang pelatih dalam mengatasi krisis ini.












