SCORE.CO.ID – Rizki Nur Fadhilah (18) warga Babakan Cilisung Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung, yang kini berada di Kamboja dijadikan kerja scammer nyatanya ia tertipu. Menurut penuturan pelapor mengatakan jika sebelumnya Rizki di iming imingi untuk bermain sepak bola dan dikontrak selama setahun di sekolah sepakbola (SSB) yang berada di Medan.
Kronologi Rizky Nur Fadhilah Kena Tipu Kamboja
Awalnya pemain bola junior yang baru berusia 18 tahun mendapatkan tawaran kontrak dari klub PSMS Medan yang diterimanya lewat Facebook. Tapi ternyata itu petaka, bukannya jadi pemain profesional melainkan ia dibawa ke Kamboja.
Lalu dirinya berangkat ke Jakarta pada 26 Oktober 2025 untuk menuju ke Medan. Sesampainya di Medan dirinya lalu dibawa pergi lagi dan pada 29 Oktober 2025 Rizki memberikan kabar kepada keluarga jika dirinya saat ini ada di negara Kamboja.
Disana ia harus dipaksa kerja sebagai penipu ( scammer ) yang berperan sebagai scam love. Jika tak mau bekerja dia disiksa, bahkan bekerja yang bukan sesuai bidangnya.
Ayah korban, Dedi Solehudin (42) menjelaskan bahwa anaknya dipaksa bekerja dari jam 8 pagi hingga tengah malam. Ia harus mencari kontak orang kaya asal China dan berpura-pura jadi perempuan untuk melakukan penipuan dengan transfer uang kepadanya.
Pihak keluarga meminta pertolongan kepada pihak pihak terkait yang bisa untuk memulangkan Rizki agar bisa kembali ke rumah dan berkumpul bersama keluarganya di Dayeuhkolot Kab. Bandung.
Tindakan APPI untuk Melindungi Pesepakbola Junior
Kabarnya sindikat Kamboja meminta uang sejumlah 42 juta untuk membawa Rizky bisa pulang.
Melihat hal tersebut, Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) bertindak cepat dengan langsung berkomunikasi dengan keluarga Rizki dan siap bantu memulangkan Rizky dari Kamboja.
Dan berikut 2 poin yang diminta APPI kepada Pemerintah dan Aparat Indonesia untuk membantu memulangkan Rizki dari Kamboja:
- APPI mendesak Kementerian Luar Negeri khususnya melalui KBRI di Kamboja untuk aktif memfasilitasi proses pemulangan Rizki, serta melakukan pendampingan konsuler agar haknya dilindungi.
- APPI meminta Pemerintah dan juga Kepolisian Republik Indonesia untuk menjadi pihak yang dapat berkomunikasi aktif dengan terduga pelaku tindakan TPPO dan segera mengusut tuntas dugaan perdagangan manusia ini, mengidentifikasi pelaku, serta memproses sesuai hukum yang berlaku.
