Lulusan La Masia yang Gagal, Apa Kabar Mereka Sekarang?

Kisah talenta potensial yang karirnya tak sesuai prediksi.

lulusan la masia yang gagal
lulusan la masia yang gagal

Lulusan La Masia yang Gagal

Score.co.id – Ekspektasi versus realitas. Di dunia sepakbola, mungkin tidak ada akademi yang membebani mantan anak didiknya dengan beban seberat La Masia. Label “lulusan La Masia” bukan sekadar identitas; ia adalah warisan keemasan yang mewariskan standar hampir sempurna. Tapi, apa jadinya ketika seorang talenta yang dielu-elukan sebagai “Messi baru” justru menemui jalan buntu di Camp Nou? Apakah mereka layak disebut “gagal”? Mari kita telusuri perjalanan mereka dan temukan jawabannya dalam laporan eksklusif

Paradoks “Kegagalan”: Menilik Kembali Definisi Sukses

Menyandang status lulusan La Masia adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, itu adalah badge of honor, tanda bahwa seorang pemain memiliki teknik dan kecerdasan di atas rata-rata. Di sisi lain, itu adalah kutukan yang membawa beban perbandingan dengan Lionel Messi, Xavi Hernández, atau Andrés Iniesta.

Kisah talenta potensial yang karirnya tak sesuai prediksi.
Kisah talenta potensial yang karirnya tak sesuai prediksi.

Tantangan Bersaing di Puncak

Gagal menembus tim utama Barcelona sering kali dianggap sebagai kegagalan mutlak, padahal konteksnya jauh lebih kompleks. Bayangkan: seorang gelandang muda harus bersaing untuk mendapat tempat di lini tengah yang sudah diisi oleh trio legendaris Xavi, Iniesta, dan Busquets. Seorang penyerang harus merebut menit bermain dari trio MSN—Messi, Suárez, Neymar. Itu adalah tugas yang hampir mustahil, bahkan untuk talenta terbaik sekalipun.

Baca Juga  Pertandingan Desire Doue: Aksi Gemilang Bintang Muda PSG

Fondasi La Masia yang Abadi

Kegagalan di Camp Nou bukanlah indikator kurangnya bakat, melainkan cerminan dari level kompetisi yang benar-benar gila di puncak sepakbola dunia. Filosofi permainan La Masia—penguasaan bola, pergerakan tanpa bola, dan kecerdasan taktis—justru menjadi bekal berharga bagi mereka untuk bersinar di liga lain. Banyak dari pemain ini kemudian membangun karier yang sangat solid dan terhormat di Eropa dan dunia, membuktikan bahwa La Masia menciptakan pemain berkualitas global.

Studi Kasus: Beragam Jalan Menemukan Takdir

Tidak ada satu pun narasi yang sama untuk menggambarkan perjalanan para alumni La Masia. Ada yang menemukan kebangkitan, ada yang berjuang melawan cedera, dan ada yang menemukan peran baru di luar lapangan hijau.

Bojan Krkić: Kembali ke Akar sebagai Sang Penghubung

Bojan adalah simbol dari beban ekspektasi La Masia. Dipuji sebagai “the next Messi” setelah memecahkan semua rekor gol di tingkat youth, debutnya di tim utama begitu mentereng. Namun, tekanan mental yang masif perlahan menggerus kepercayaan dirinya. Setelah menjalani karier nomaden ke Roma, Milan, Stoke City, dan bahkan Jepang, Bojan memutuskan gantung sepatu pada Maret 2023.

Peran Baru di Barcelona

Pada 2025, Bojan kembali ke Barcelona dengan peran krusial sebagai penghubung antara akademi La Masia dan tim utama, bekerja di bawah direktur olahraga Deco. Ia memastikan transisi pemain muda ke skuat senior berjalan mulus. Pengalamannya menghadapi tekanan sebagai “wonderkid” menjadikannya aset berharga untuk masa depan klub.

Lee Seung-woo: Kebangkitan Sang “Messi Korea” di Tanah Air

Nasib Lee Seung-woo mengingatkan kita bagaimana faktor eksternal dapat menghancurkan karier menjanjikan. Bakatnya di level junior tak diragukan, bahkan memecahkan rekor gol Messi di tingkat U-13. Namun, sanksi FIFA kepada Barcelona karena pelanggaran perekrutan pemain di bawah umur melarangnya bermain hingga usia 18 tahun, memutus ritmenya.

Baca Juga  Dua Masalah Menerpa Skuad Hajime Moriyasu, Yakin Coret Pemain Ini

Kembali Bersinar di Korea

Setelah dilepas Barcelona, ia mencoba peruntungan di Italia dan Belgia dengan hasil pasang surut. Titik baliknya datang saat ia pulang ke Korea Selatan. Pada 2025, Lee menjadi pilar penting bagi Jeonbuk Hyundai Motors di K League 1, bahkan kembali ke timnas Korea Selatan pada Oktober 2024 setelah absen lebih dari lima tahun.

Riqui Puig: Merajai Lapangan Hijau di Amerika

Riqui Puig adalah contoh pemain yang berani mengambil jalan alternatif. Dijuluki penerus Xavi, ia kesulitan menembus starting eleven Barcelona. Pada 2022, ia hijrah ke LA Galaxy di Major League Soccer (MLS), sebuah keputusan yang ternyata brilian.

Superstar di MLS

Pada musim 2024, Puig menjelma menjadi mesin gol dan assist, mencatatkan 17 gol dan 12 assist dalam 33 laga. Ia menjadi superstar yang mengendalikan permainan LA Galaxy, dengan kontrak hingga 2027.

Ansu Fati: Perjuangan Melawan Cedera

Kisah Ansu Fati adalah yang paling memilukan. Sebagai harapan terbesar pasca-Messi, ia bahkan mengenakan nomor punggung 10 yang legendaris. Namun, cedera lutut yang parah dan berulang menghentikan lajunya.

Pinjaman dan Ketidakpastian

Masa pinjamannya ke Brighton & Hove Albion pada 2023/24 tidak mulus. Pada 2025, ia dipinjamkan ke AS Monaco di Ligue 1, tetapi kabar menyebutkan ia tidak lagi masuk rencana pelatih Hansi Flick, dengan Barcelona berusaha melepasnya permanen.

Para Pengembara dan Pensiun Dini: Cerita di Balik Layar

Tidak semua cerita berakhir dengan kebangkitan. Beberapa pemain menghadapi realita pahit sepakbola.

Gerard Deulofeu: Dihentikan Cedera

Gerard Deulofeu, sayap gesit yang kembali ke Barcelona pada 2017, menemukan stabilitas di Udinese. Namun, cedera lutut parah membuatnya absen sepanjang musim 2023/24 dan 2024/25, menghentikan kariernya di puncak.

Ilaix Moriba: Menemukan Kestabilan

Ilaix Moriba, yang bersitegang dengan manajemen Barcelona karena tuntutan gaji, pindah ke RB Leipzig pada 2021. Setelah masa pinjam di Valencia dan Getafe, ia akhirnya menemukan kepastian dengan kepindahan permanen ke Celta Vigo pada Juni 2025, menjadi pemain reguler.

Baca Juga  Daftar Pemain Jebolan La Masia yang Sukses di Klub Eropa

Pensiun Dini

Martín Montoya dan Cristian Tello saat ini berstatus tanpa klub setelah kontraknya berakhir. Isaac Cuenca dan Jean Marie Dongou terpaksa pensiun pada 2023 akibat cedera kronis, mengubur impian mereka di usia muda.

Ringkasan Perjalanan Lulusan La Masia (2025)

Nama Pemain Posisi Usia Klub Saat Ini Liga Status Singkat
Bojan Krkić Penyerang 35 FC Barcelona N/A Pensiun; Staff Akademi
Lee Seung-woo Penyerang Sayap 27 Jeonbuk Hyundai K League 1 Pemain Kunci; Timnas Korea
Riqui Puig Gelandang 26 LA Galaxy MLS Bintang Tim; Kontrak hingga 2027
Ansu Fati Penyerang Sayap 22 AS Monaco (pinjaman) Ligue 1 Masa Depan Tidak Pasti
Gerard Deulofeu Penyerang Sayap 31 Udinese Serie A Cedera Lutut Panjang
Ilaix Moriba Gelandang 22 Celta Vigo La Liga Pindah Permanen; Pemain Reguler
Martín Montoya Bek Kanan 34 Tanpa Klub N/A Kontrak Berakhir
Cristian Tello Penyerang Sayap 34 Tanpa Klub N/A Kontrak Berakhir
Isaac Cuenca Penyerang Sayap 34 Pensiun N/A Pensiun 2023 (Cedera)
Jean Marie Dongou Penyerang 30 Pensiun N/A Pensiun 2023

Penutup: Redefinisi Sukses di Luar Camp Nou

Istilah “gagal” untuk para pemain ini adalah kekeliruan. La Masia begitu sukses sehingga hanya yang benar-benar jenius yang bisa bertahan di Camp Nou. Perjalanan mereka setelah meninggalkan Barcelona membuktikan kekuatan fondasi La Masia.

Sukses bukanlah soal menjadi legenda di Camp Nou, tetapi tentang membangun karier yang bermakna dan berdampak, di mana pun itu berada. Baik itu menjadi bintang di MLS seperti Puig, pahlawan di liga domestik seperti Lee, atau berkontribusi di balik layar seperti Bojan, setiap perjalanan itu unik dan patut dihargai. Warisan La Masia tidak pernah hilang; ia hanya berevolusi dan menyebar ke seluruh penjuru dunia sepakbola.

Ikuti Update Terbaru

Jadilah yang pertama mengetahui update terbaru seputar dunia sepakbola dan analisis mendalam lainnya hanya di Score.co.id.