Cara Membaca Statistik xG
score.co.id – Sebagai pencinta sepak bola, Anda mungkin sering mendengar istilah xG atau Expected Goals dalam analisis pertandingan terkini. Bagi yang belum akrab, statistik ini bisa terlihat seperti bahasa asing yang rumit. Namun, di era sepak bola modern yang semakin didorong oleh data, memahami xG adalah kunci untuk membuka lapisan analisis yang lebih dalam. Artikel ini akan memandu Anda, para pemula, melalui segala hal yang perlu diketahui tentang Expected Goals, dengan penjelasan sederhana dan data terbaru hingga 2025.
Mengenal xG: Lebih Dari Sekadar Angka
Bayangkan Anda sedang menonton pertandingan. Striker tim favorit Anda melepaskan tembakan dari jarak dekat, tepat di depan kiper, tetapi bola melambung di atas mistar. Beberapa menit kemudian, pemain lain mengambil tendangan spekulatif dari jarak 35 meter yang nyaris meleset. Secara tradisional, kedua momen itu dicatat sama: satu tembakan yang tidak tepat sasaran. Tetapi, naluri Anda tahu bahwa peluang pertama jauh lebih berharga. Inilah tepatnya di mana xG berperan.

Expected Goals (xG) adalah metrik statistik yang mengkuantifikasi kualitas sebuah peluang mencetak gol. Ia menjawab pertanyaan sederhana: “Berdasarkan ribuan tembakan serupa di masa lalu, seberapa besar kemungkinan tembakan ini berhasil menjadi gol?” Nilainya berkisar dari 0 (hampir mustahil mencetak gol, misalnya tendangan dari garis tengah) hingga 1 (gol hampir pasti, seperti bola mati di depan gawang kosong). Dengan memahami xG, Anda beralih dari hanya melihat hasil akhir menjadi menganalisis kualitas peluang yang diciptakan dan dikonsumsi oleh sebuah tim.
Apa Saja yang Memengaruhi Nilai xG?
Model xG modern, seperti yang dikembangkan oleh Opta dan Statsbomb, telah menjadi sangat canggih. Mereka memproses banyak variabel untuk menghasilkan nilai yang akurat. Faktor-faktor penentu utama xG meliputi:
- Jarak dan Sudut ke Gawang: Semakin dekat dan semakin tengah posisi tembakan, semakin tinggi nilai xG-nya.
- Bagian Tubuh yang Digunakan: Tembakan dengan kaki (terutama kaki kuat) umumnya memiliki xG lebih tinggi daripada tembakan dengan kepala.
- Jenis Bantuan (Assist): Umpan terobosan yang membebaskan pemain berhadapan dengan kiper biasanya menghasilkan xG lebih tinggi.
- Situasi Permainan: Apakah tembakan berasal dari umpan matang, rebound, atau kesalahan individu?
- Tekanan Bertahan: Adakah bek yang menghalangi atau memberikan tekanan pada penendang?
- Posisi Kiper: Apakah kiper sudah keluar dari posisinya atau masih siap?
Model terkini di tahun 2025 bahkan memasukkan data pelacakan pemain untuk menambahkan konteks seperti jumlah pemain bertahan di antara penendang dan gawang. Contohnya, tembakan dari kotak penalti bisa bernilai xG 0.30 jika dihalangi tiga pemain, tetapi melonjak hingga 0.65 jika penendang bebas.
Cara Mudah Membaca dan Menginterpretasikan Data xG
Setelah memahami apa itu xG, langkah berikutnya adalah menerapkannya. Interpretasi dasar adalah membandingkan xG dengan gol aktual yang tercipta.
Overperformance vs. Underperformance
- Overperformance (xG < Gol Aktual): Jika seorang pemain atau tim mencetak lebih banyak gol daripada xG kumulatif, ini disebut overperformance. Misalnya, jika Mohamed Salah mencetak 25 gol dengan xG 20.0, ini menunjukkan kemampuan finishing di atas rata-rata atau keberuntungan. Overperformance konsisten sering dikaitkan dengan penyerang elite.
- Underperformance (xG > Gol Aktual): Jika seorang pemain mencetak 10 gol padahal xG-nya 12.46, ia sedang underperforming. Ini bisa menandakan ketidakberuntungan sementara atau masalah finishing. Pemain ini sering dianggap memiliki “utang gol” dan berpotensi bangkit.
Di tingkat tim, xG membantu menilai dominasi pertandingan. Tim dengan xG lebih tinggi daripada lawan biasanya bermain baik, meski hasil pertandingan kadang tidak sejalan. Penelitian menunjukkan akurasi prediksi xG mencapai 79-93% untuk performa tim sepanjang musim.
Beragam Jenis Metrik xG
Dunia xG memiliki beberapa variasi metrik yang berguna:
- xGA (Expected Goals Against): Mengukur kualitas peluang yang diberikan kepada lawan. Tim dengan xGA rendah memiliki pertahanan solid.
- npxG (Non-Penalty Expected Goals): Mengecualikan tendangan penalti (xG tetap ~0.76-0.79) untuk fokus pada peluang dari permainan terbuka.
- PSxG (Post-Shot Expected Goals) atau xGOT: Menilai kualitas tembakan setelah ditendang, berdasarkan penempatan dan kekuatan tembakan.
Keterbatasan dan Kontroversi xG
Meskipun powerful, xG memiliki keterbatasan:
- Tidak Mempertimbangkan Keahlian Individu: Model xG mengasumsikan penendang rata-rata, tidak menangkap kejeniusan seperti Lionel Messi.
- Satu Pertandingan Bisa Menyesatkan: Sepak bola penuh varians; xG lebih akurat untuk tren jangka panjang.
- Tidak Menangkap Konteks Lengkap: xG tidak mengukur momentum, keputusan wasit, atau faktor psikologis.
Namun, pada 2025, xG tetap menjadi alat terbaik untuk mengukur kinerja di luar skor akhir.
Contoh Praktis: Membaca Tabel xG
Berikut tabel performa beberapa pemain di Premier League 2024/25 (data hingga Oktober 2025), dioptimalkan untuk tampilan mobile:
| Pemain | Gol | xG | Interpretasi |
|---|---|---|---|
| Mohamed Salah | 25 | 20.0 | Overperformance, finishing brilliant |
| Erling Haaland | 19 | 18.3 | Performa stabil, sesuai ekspektasi |
| Alexander Isak | 19 | 15.1 | Overperformance, finishing baik |
| Evanilson | 10 | 12.46 | Underperformance, potensi bangkit |
Tabel ini membantu mengidentifikasi pemain dalam performa puncak (seperti Isak) atau yang berpotensi meningkat (seperti Evanilson).
Kesimpulan: Langkah Awal ke Analisis Sepak Bola Modern
Memahami Expected Goals (xG) tidak harus rumit. Mulailah dengan mengamati xG tim favorit Anda di situs seperti FBref atau Hudl, bandingkan dengan gol aktual, dan eksplor metrik seperti xGA dan npxG. Dengan latihan, Anda akan lebih menghargai sepak bola secara mendalam dan berbasis data.
Jadilah Penggemar yang Lebih Cerdas!
Untuk update berita, analisis statistik, dan liputan sepak bola terkini, kunjungi Score.co.id.












