Pemain Legenda PSM Makassar, Siapa Saja & Apa Kabarnya?

Legenda PSM Makassar: Siapa Saja & Kabar Terbaru

pemain legenda psm makassar
pemain legenda psm makassar

Pemain Legenda PSM Makassar

score.co.id – Sepak bola Indonesia takkan pernah melupakan denyut nadi dari tim berjuluk Juku Eja. PSM Makassar, sang “Pasukan Ramang”, telah menjadi kawah candradimuka bagi talenta-talenta nasional sejak 1915. Di usianya yang lebih dari seabad, klub ini tak hanya menyimpan arsip trofi, tetapi juga jejak hidup para pemain yang mengukir identitasnya. Di tahun 2025, di mana mereka kini? Mari menyusuri lorong waktu untuk menemukan jawabannya.

Pantheon Juku Eja: Generasi Emas yang Mengubah Sejarah

PSM tak sekadar klub; ia adalah rumah bagi pahlawan yang membentuk DNA sepak bola Sulawesi. Status legenda diberikan kepada mereka yang menancapkan pengaruh abadi: loyalitas tanpa batas, prestasi gemilang, dan warisan yang terus bergema.

Legenda PSM Makassar Siapa Saja & Kabar Terbaru
Legenda PSM Makassar Siapa Saja & Kabar Terbaru

Era Mitos dan Revolusi (1940-1970)

Ramang (1947-1960an) bukan hanya nama, melainkan legenda yang menyatu dengan jiwa klub. Striker fenomenal ini hampir membawa Indonesia ke Piala Dunia 1958, dan namanya diabadikan sebagai identitas tim. Sementara Ronny Pattinasarany (1968-1970an) adalah maestro gelandang yang jadi tulang punggung timnas, dikenal dengan visi permainannya yang elegan.

Generasi Emas Perserikatan (1980-1990)

Tahun 1992 menjadi saksi kebangkitan trio Bahar Muharram, Ansar Abdullah, dan Yusrifar Jafar yang membawa PSM juara Perserikatan. Mereka adalah simbol ketanggahan lini tengah yang sulit ditembus.

Baca Juga  Shin Tae-yong Buka-bukaan Soal 'Revolusi' di Timnas Indonesia

Pendobrak Liga Modern (1995-2010)

Saat Liga Indonesia bergulir, PSM dihuni nama-nama seperti Aji Santoso (kapten garang), Bima Sakti (jenderal lapangan), dan Kurniawan Dwi Yulianto. Mereka adalah otak di balik gelar LI 1999/2000. Tak ketinggalan Luciano Leandro (Brasil) dan Wiljan Pluim (Belanda), dua legenda asing yang dicintai suporter karena dedikasi mereka.

Pejuang Kontemporer (2010-Sekarang)

Syamsul Chaeruddin menjadi ikon loyalitas dengan 16 tahun mengabdi. Sementara Rasyid Bakri dan Zulkifli Syukur adalah generasi kini yang mewarisi semangat itu, dengan Rasyid diprediksi menyusul jejak seniornya.

Kabar Terkini 2025: Dari Lapangan Hijau ke Panggung Keabadian

Setelah gantung sepatu, hidup para legenda tak lepas dari sepak bola. Berikut update terbaru per Juli 2025:

Yang Telah Berpulang: Warisan Tak Tergantikan

Ramang meninggal pada 1987, tapi namanya tetap hidup. Pada 2025, FIFA masih mengakui talentanya sebagai yang terbaik dari Asia Tenggara. Kisah heroiknya menjadi kurikulum di akademi sepak bola lokal.Ronny Pattinasarany, yang wafat karena kanker pada 2008, dikenang bukan hanya sebagai pemain, tetapi juga pelatih inspiratif yang melahirkan bintang-bintang baru.

Generasi Pelatih dan Pengamat: Menyalakan Api Regenerasi

Syamsul Chaeruddin kini aktif mengelola “Syamsul 08 Soccer School”. Sekolahnya rutin berkompetisi di PSM Cup U-15. Tak hanya itu, ia kerap muncul sebagai pundit kritis di televisi nasional, terutama menyoroti kebijakan PSSI.Kurniawan Dwi Yulianto memilih jalur eksekutif: pada Juni 2025, ia resmi jadi Direktur Teknik PSPS Pekanbaru (Liga 2). Pengalaman magang di Como 1907 Italia jadi bekal utamanya.Bahar Muharram masih setia di PSM sebagai pelatih fisik. Yang menarik, putranya, Asnawi Mangkualam, kini jadi kapten timnas Indonesia – sebuah dinasti yang membanggakan Makassar.Luciano Leandro beralih jadi pengamat. Di awal 2025, ia optimistis Timnas Indonesia bisa lolos ke Piala Dunia 2026. Analisisnya kerap jadi rujukan media.

Baca Juga  Jadwal Liga Europa 5-6 Oktober 2023, Ini Lawan Liverpool, Brighton, Roma, dan Villarreal

Ambang Transisi: Jejak Baru yang Akan Terbentuk

Rasyid Bakri, gelandang andalan, dikabarkan akan pensiun akhir 2025. Isu kuat menyebutkan ia telah menyiapkan lisensi kepelatihan untuk melanjutkan estafet legenda.

Regenerasi Legenda: Siklus Hidup Ekosistem Sepak Bola

PSM Makassar bukan sekadar klub; ia adalah ekosistem otonom yang memutar roda regenerasi. Ada pola menarik: pemain pensiun tak benar-benar pergi. Mereka kembali sebagai pelatih, pelatih fisik, direktur, atau mentor – seperti Syamsul, Kurniawan, dan Bahar. Rasyid Bakri yang akan menyusul membuktikan siklus ini terus bernapas.

Yang lebih dalam, ada dua dimensi kelegenda-an di sini:

  1. Legenda Mitos seperti Ramang, yang menjadi simbol identitas abadi. Kisahnya statis, sakral, dan terus menginspirasi dari masa ke masa.
  2. Legenda Hidup seperti Syamsul dan Kurniawan, yang warisannya masih ditulis. Mereka adalah jembatan antara masa lalu dan masa depan.

Dua dimensi ini saling menguatkan: mitos memberi akar sejarah, sementara legenda hidup menjamin regenerasi tak putus.

Epilog: Siklus yang Tak Pernah Usai

Jika diamati, PSM Makassar telah menciptakan mekanisme alamiah dalam melestarikan nilai-nilai klub. Kematian Ramang dan Ronny tak mengubur pengaruh mereka – justru jadi bahan bakar semangat. Bahar Muharram yang masih aktif di pelatih fisik, Syamsul dengan akademinya, serta Kurniawan di kursi eksekutif, membuktikan bahwa darah Juku Eja terus mengalir.

Rasyid Bakri yang bersiap pensiun adalah simbol harapan: bahwa roda ini akan terus berputar. Di tahun 2025, PSM tak sekadar tim sepak bola. Ia adalah living museum tempat masa lalu dan masa kini berdialog.

Jangan lewatkan kisah legenda lainnya hanya di score.co.id – sumber berita sepak bola paling aktual dari dalam negeri hingga liga top Eropa!