Pemilik Johor Darul Ta’zim FC
score.co.id – Tunku Ismail Idris, Putra Mahkota Johor, bukan sekadar figur kerajaan. Di dunia sepak bola Asia Tenggara, namanya identik dengan revolusi besar-besaran yang mengubah Johor Darul Ta’zim FC (JDT) dari tim biasa menjadi raksasa regional. Dalam dekade terakhir, visi dan dedikasinya telah menempatkan JDT sebagai klub tersukses di Malaysia sekaligus kompetitor tangguh di panggung Asia. Artikel ini mengupas tuntas perjalanan sang pemilik, strategi bisnis, serta warisan yang ia bangun untuk sepak bola Malaysia.
Profil Tunku Ismail Idris: Dari Putra Mahkota ke Visioner Sepak Bola
Latar Belakang Kerajaan dan Pendidikan Militer
Lahir pada 30 Juni 1984 di Johor Bahru, Tunku Ismail merupakan putra sulung Sultan Ibrahim Johor. Pendidikan militernya dimulai di Akademi Militer India, Dehradun, dan dilanjutkan di Amerika Serikat serta Singapura. Gelar Mayor Jenderal yang disandangnya tidak hanya mencerminkan kedisiplinan, tetapi juga menjadi fondasi kepemimpinan tegas yang ia terapkan di JDT.
Transisi ke Dunia Sepak Bola
Meski berasal dari kalangan bangsawan, ketertarikannya pada sepak bola tumbuh sejak muda. Pada 2012, ia diangkat sebagai Presiden Johor FA, langkah awal yang menjadi cikal bakal transformasi JDT. Dengan dukungan finansial keluarga kerajaan, ia memprivatisasi klub pada 2016, memisahkan JDT dari struktur asosiasi sepak bola tradisional.
Revolusi Johor Darul Ta’zim FC di Bawah Kepemimpinannya
Strategi Privatisasi dan Manajemen Profesional
Tunku Ismail mengubah JDT menjadi entitas bisnis modern dengan merekrut pakar manajemen dari Eropa. Pada 2016, ia meluncurkan program shareholder for fans, memungkinkan suporter memiliki saham simbolis sebesar RM50 (Rp170.000). Langkah ini tidak hanya meningkatkan loyalitas penggemar tetapi juga transparansi keuangan klub.
Perekrutan Pemain dan Pelatih Kelas Dunia
Di bawah arahan Tunku Ismail, JDT mendatangkan bintang internasional seperti Jorge Díaz (Argentina) dan Safiq Rahim (kapten timnas Malaysia). Pelatih asal Kroasia, Bojan Hodak, sukses membawa JDT meraih gelar Liga Champions AFC 2015. Pada 2023, klub ini menggandeng Mario Gómez sebagai direktur teknik, menandai komitmen untuk bersaing di level Asia.
Pencapaian Klub yang Mengubah Peta Sepak Bola Asia Tenggara
Dominasi di Liga Super Malaysia
Sejak 2014 hingga 2025, JDT memenangkan 11 gelar liga berturut-turut—rekor yang belum pernah terpecahkan di Malaysia. Mereka juga mengoleksi 7 Piala Malaysia dan 5 Piala Sumbangsih, menegaskan status sebagai dinasti sepak bola nasional.
Prestasi di Kompetisi Kontinental
Gelar Piala AFC 2015 menjadi pencapaian historis, menjadikan JDT klub Malaysia pertama yang menjuarai turnamen Asia. Pada 2023, mereka melaju ke babak 16 besar Liga Champions Asia setelah mengalahkan Jeonbuk Hyundai Motors (Korea Selatan) dan Gamba Osaka (Jepang).
Inovasi Infrastruktur dan Pengembangan Pemain Muda
Pembangunan Stadion Sultan Ibrahim
Dengan anggaran RM200 juta (Rp680 miliar), stadion berkapasitas 40.000 kursi ini dilengkapi teknologi hybrid grass dan sistem pencahayaan berstandar FIFA. Fasilitas ini tidak hanya untuk pertandingan, tetapi juga menjadi pusat pelatihan akademi muda JDT.
Akademi Sepak Bola Berkelas Internasional
Akademi JDT telah menghasilkan pemain seperti Arif Aiman Hanapi, yang kini bersinar di timnas Malaysia. Program scouting mereka menjangkau negara-negara ASEAN, dengan 30% pemain akademi berasal dari Indonesia, Thailand, dan Vietnam.
Dampak Kepemimpinan Tunku Ismail pada Sepak Bola Regional
Inspirasi bagi Klub-Klub ASEAN
Kesuksesan JDT memicu klub seperti Borneo FC dan Bangkok United untuk mengadopsi model manajemen serupa. Pada 2024, JDT bahkan menjadi konsultan bagi liga-liga amatir di Kamboja dan Filipina.
Peningkatan Kualitas Liga Malaysia
Dengan rata-rata penonton mencapai 25.000 per pertandingan, JDT meningkatkan popularitas Liga Super Malaysia. Nilai siaran liga pun melonjak 300% sejak 2016, menarik sponsor seperti Toyota dan AirAsia.
Proyeksi Masa Depan JDT di Bawah Kepemilikan Tunku Ismail
Ambisi di Liga Champions Asia
Manajemen JDT menargetkan semifinal Liga Champions Asia 2026. Untuk itu, mereka berencana merekrut mantan bintang Eropa dan meningkatkan kerja sama dengan klub-klub Jepang.
Ekspansi Bisnis dan Branding Global
Tunku Ismail sedang mengembangkan jaringan sekolah sepak bola JDT di 5 negara ASEAN. Selain itu, merchandise klub telah dipasarkan di Eropa melalui kerja sama dengan retailer olahraga ternama.
Penutup
Tunku Ismail Idris membuktikan bahwa kepemimpinan visioner dan manajemen profesional mampu mengubah klub lokal menjadi legenda Asia. Melalui JDT, ia tidak hanya mengharumkan nama Johor tetapi juga membuka jalan bagi kemajuan sepak bola ASEAN.
Simak terus perkembangan terkini seputar JDT dan sepak bola Asia hanya di score.co.id—sumber berita olahraga terpercaya dengan analisis mendalam.












