Piala Persib ada Berapa 2025
score.co.id – Gemuruh puluhan ribu suara di Stadion Gelora Bandung Lautan Api pada 24 Mei 2025 bukan sekadar euforia biasa. Ini adalah saksi bisu kebangkitan Persib Bandung sebagai kekuatan tak terbantahkan di sepak bola Indonesia. Dengan torehan gelar Liga 1 musim 2024/2025, tim kebanggaan Jawa Barat ini tak hanya menambah koleksi trofinya, tapi juga menegaskan dominasi yang menggetarkan rival-rivalnya. Bagaimana perjalanan heroik mereka? Berapa total piala yang berhasil dikumpulkan? Simak inventaris lengkap prestasi Persib hingga 2025 berikut ini.
Penaklukan Liga 1 2024/2025: Drama Matematis dan Kejayaan yang Tak Terbendung
Momen Penentuan: Gelar Terkunci Tanpa Bertanding
Persib Bandung mencatatkan sejarah unik dalam gelar juara mereka kali ini. Tanpa perlu turun ke lapangan pada pekan ke-31, trofi sudah berpindah ke tangan Maung Bandung berkat hasil imbang 3-3 antara Persik Kediri dan Persebaya Surabaya pada 5 Mei 2025. Hasil itu membuat poin Persib di puncak klasemen-yang sudah mengantongi 69 poin dari 34 laga-tak mungkin lagi dikejar oleh pesaing mana pun. Sebuah penobatan melalui kalkulasi matematis yang langka, sekaligus bukti superioritas mereka sepanjang musim.

Pesta Rakyat di GBLA: Mahakarya yang Abadi dalam Ingatan
Perayaan resmi pada 24 Mei 2025 di Stadion GBLA menjadi epik tersendiri. Puluhan ribu Bobotoh membanjiri tribun, menyaksikan kapten tim mengangkat trofi di tengah kembang api yang menyala-nyala. Momen ini bukan sekadar rutinitas, melainkan sakramen kebanggaan yang mengukir kenangan abadi. Catatan menarik: raihan gelar di pekan ke-31 ini menjadikan Persib sebagai juara tercepat kedua sepanjang sejarah Liga 1, hanya kalah dari rekor Bali United yang juara di pekan ke-30 pada 2019.
Era Dominasi Baru: Dekonstruksi Kesuksesan Back-to-Back
Ujian Legitimasi: Dari Championship Series ke Kompetisi Penuh
Gelar 2024/2025 ini punya makna spesial karena menjawab keraguan banyak pihak. Jika musim sebelumnya (2023/2024) Persib juara melalui format championship series, kali ini mereka membungkam skeptisisme dengan menjuarai kompetisi penuh 34 pekan tanpa jeda. Ini adalah validasi tertinggi: Persib bukan sekadar “jago kandang” atau pemenang sistem gugur, melainkan tim matang yang sanggup bertahan dalam maraton liga yang melelahkan.
Skenario Taktik dan Kedalaman Skuad: Resep Rahasia Hodak
Kunci kesuksesan terletak pada manajemen skuad cerdas Bojan Hodak. Pelatih asal Kroasia ini berhasil menyeimbangkan rotasi pemain tanpa mengurangi kualitas permainan. Ketika pemain inti cedera, bench Persib seperti Gustavo Franca atau Rachmat Irianto tampil tanpa gap. Statistik mengejutkan: 18 dari 28 pemain skuad utama berkontribusi langsung gol atau assist. Fleksibilitas formasi dari 3-5-2 ke 4-2-3-1 juga membuat lawan kesulitan membaca pola permainan.
Koleksi Trofi Maung Bandung: Mahakarya 88 Tahun yang Tak Lapuk Dimakan Zaman
Inventaris Emas: 9 Gelar dari Masa ke Masa
Total akumulasi piala Persib hingga 2025 adalah sembilan gelar juara liga kasta tertinggi, gabungan dari era Perserikatan dan Liga Modern. Berikut rinciannya:
- 1937: Gelar perdananya diraih di era kolonial, menjadi simbol kebanggaan lokal melawan tim Belanda.
- 1961: Mengakhiri puasa 24 tahun dengan skuad legendaris pimpinan Rukma.
- 1986: Awal golden generation bersama Robby Darwis dan Djadjang Nurdjaman.
- 1989/1990: Mempertahankan gelar dengan permainan ofensif memukau.
- 1993/1994: Gelar Perserikatan terakhir sebelum unifikasi liga.
- 1994/1995: Juara perdana Liga Indonesia usai fusion Perserikatan/Galatsia.
- 2014: Mengakhiri penantian 19 tahun lewat gol kemenangan Atep.
- 2023/2024: Gelar comeback setelah tertinggal 0-2 di laga final.
- 2024/2025: Mahkota back-to-back lewat dominasi mutlak.
Empat Bintang di Dada: Simbol Supremasi Era Modern
Di jersey Persib musim depan, akan terpampang empat bintang di atas logo-setiap bintang mewakili satu gelar Liga Modern (1995, 2014, 2024, 2025). Ini menempatkan mereka setara dengan Persipura Jayapura, tetapi dengan keistimewaan: Persib menjadi satu-satunya klub aktif di Liga 1 yang menyandang status empat bintang, mengingat Persipura kini tak berlaga di kasta tertinggi.
Penghargaan Individual Musim 2024/2025: Para Arsitek di Balik Tahta
Bojan Hodak: Sang Dalang Taktikal
Gelar Pelatih Terbaik yang diraih Hodak bukanlah kebetulan. Pelatih berambut perak ini membawa filosofi pressing tinggi dan transisi cepat ala Eropa. “Kami tak hanya mengejar tiga poin, tapi menciptakan identitas permainan,” ujarnya dalam konferensi pers usai penobatan juara. Inovasinya dalam mengelola kondisi fisik pemain selama kompetisi padat juga menjadi kunci.
Tyronne Del Pino: Mesin Kreativitas yang Tak Tersetop
Gelar Pemain Terbaik dan Top Assist (15 assist) membuktikan peran vital gelandang Spanyol ini. Del Pino bukan sekadar pengumpan, melainkan playmaker yang mengatur ritme serangan. Kolaborasinya dengan Gustavo Franca (pencetak 18 gol) ibarat soulmate di lapangan-35% gol Persib lahir dari kerja sama duo ini.
Peta Kekuatan Historis: Persib di Pentas Elite Nasional
Duel Abadi: Persib vs Persija dalam Balapan Gelar
Dengan sembilan gelar, Persib kini menjadi pemegang trofi liga terbanyak kedua sepanjang sejarah, di bawah Persija Jakarta (11 gelar) dan di atas PSM Makassar (8 gelar). Namun, ada nuansa berbeda: sementara Persija terakhir juara pada 2018, Persib justru sedang dalam masa jaya-dua gelar dalam dua tahun terakhir.
Warisan Intelektual: Pelajaran dari Generasi ke Generasi
Jika era 1980-an diwarnai fisik kuat dan serangan langsung, generasi Hodak mengandalkan kepemilikan bola dan pressing sistematis. Yang tak berubah adalah DNA juara: semangat never give up seperti terlihat ketika mereka membalikkan 0-2 menjadi 3-2 melawan Borneo FC di menit-menit akhir.
Proyeksi Masa Depan: Bisakah Tiga Gelar Beruntun Jadi Kenyataan?
Tantangan Regenerasi dan Godaan Ekspor Pemain
Bursa transfer menjadi ancaman terselubung. Performa Tyronne Del Pino sudah memantik minat klub Thailand dan Malaysia. Manajemen dituntut bijak mempertahankan inti tim sambil membangun regenerasi. Kabar baiknya: akademi Persib melahirkan bakat seperti Rizky Dwi (19 tahun) yang siap naik kelas.
Ambisi Treble dan Panggung Kontinental
Target jangka pendek Persib adalah mengejar treble domestik (Liga 1, Piala Indonesia, Piala Presiden). Sementara di level Asia, mereka bertekad lolos fase grup Liga Champions AFC-sesuatu yang belum pernah dicapai tim Indonesia sejak 2010.
Penutup: Persib Bandung, Lebih Dari Sekadar Koleksi Trofi
Persib bukan hanya tentang angka sembilan gelar atau empat bintang. Ia adalah cerita tentang identitas, kebanggaan lokal, dan kekuatan mental yang diturunkan lintas generasi. Gelar 2025 menjadi penegas: Maung Bandung bukan hanya hidup dalam nostalgia, tapi terus menciptakan sejarah baru. Di tangan Hodak dan para pemain berjiwa juara, era dominasi ini masih jauh dari kata usai.
Ikuti terus dinamika sepak bola terkini dan analisis mendalam hanya di score.co.id!
FAQs: Pertanyaan Kritis Terkait Prestasi Persib
- Mengapa gelar 2025 dianggap spesial? Karena diraih melalui format kompetisi penuh 34 pekan-berbeda dengan musim sebelumnya yang memakai sistem championship series.
- Siapa pencetak gol terbanyak? Gustavo Franca (18 gol), disusul Ezra Walian (12 gol).
- Bagaimana rekor head-to-head vs pesaing? Tak terkalahkan dari Persija (2 menang, 1 imbang) dan hanya kalah sekali dari Bali United.
- Apakah ada rekor baru selain gelar? Ya: rekor 11 kemenangan tandang-terbaik sepanjang sejarah Liga 1.












