Taktik Fabio Lefundes Borneo FC
score.co.id – Sebuah fenomena sedang terjadi di kancah sepak bola Indonesia. Borneo FC Samarinda, di bawah komando Fabio Lefundes, bukan hanya memimpin klasemen BRI Super League 2025/2026; mereka menciptakan sejarah. Sepuluh laga, sepuluh kemenangan. Tiga puluh poin sempurna, 23 gol dicetak, dan hanya empat kebobolan. Rekor tak terbantahkan ini bukanlah kebetulan. Ini adalah buah dari sebuah revolusi taktik yang dirancang dengan cermat, diterapkan dengan disiplin baja, dan dieksekusi oleh pemain yang sepenuhnya memahami filosofi pelatih mereka. Artikel ini akan membedah secara mendalam rahasia di balik “Lefundes Ball”, sistem yang mengubah Pesut Etam menjadi mesin kemenangan yang nyaris sempurna.
Filosofi “Lefundes Ball”: Lebih Dari Sekadar Penguasaan Bola
Pada intinya, “Lefundes Ball” adalah perpaduan sempurna antara jiwa sepak bola Brasil modern dan disiplin taktik ala Eropa. Banyak tim mengusung possession-based football, tetapi sedikit yang melakukannya dengan tujuan dan struktur sejelas Borneo FC. Filosofi Lefundes dibangun di atas tiga pilar utama: penguasaan bola sebagai alat untuk mengontrol permainan, transisi yang eksplosif dan berorientasi pada gol, serta intensitas defensif yang tak kenal lelah.

Yang membedakan adalah penekanannya pada struktur defensif. Rata-rata penguasaan bola Borneo FC yang sering melampaui 58% tidak datang dengan mengorbankan soliditas di belakang. Justru sebaliknya. Penguasaan bola adalah bentuk pertahanan pertama mereka. Dengan mempertahankan bola, lawan tidak memiliki kesempatan untuk menciptakan ancaman. Namun, ketika bola hilang, tim ini melakukan pressing tinggi yang terorganisir dengan rapi, memerangkap lawan di area mereka sendiri dan merebut kembali bola dalam waktu singkat. Ini adalah sepak bola progresif yang tidak naif.
Struktur Formasi yang Cair dan Fleksibel
Salah satu kunci utama yang membuat Borneo FC sulit ditebak adalah formasi mereka yang dinamis. Secara nominal, Lefundes sering menggunakan dasar 4-3-3 atau 4-2-3-1. Namun, dalam prakteknya, formasi ini berubah-ubah secara fluid sesuai dengan fase permainan.
Saat bertahan, bentuk 4-3-3 mereka sangat kompak dan ketat, dengan jarak antar-lini yang terjaga. Saat beralih ke fase menyerang, transformasinya luar biasa. Formasi bisa berubah menjadi 3-2-5 atau bahkan 2-3-5, sebuah formasi yang sangat ofensif namun tetap memiliki keseimbangan.
Bagaimana caranya? Semuanya berpusat pada pergerakan dua pemain kunci: Juan Villa dan Mariano Peralta. Full-back seperti Fajar Fathurrahman tidak segan untuk naik sangat tinggi, sementara satu gelandang bertahan akan jatuh untuk melindungi ruang di belakangnya. Hasilnya adalah formasi yang terus bergeser, membingungkan penanda lawan dan menciptakan keunggulan jumlah di area vital.
Juan Villa: Sang Konduktor yang Mengatur Irama Permainan
Banyak analis, termasuk berbagai kanal taktik di YouTube, sepakat bahwa kunci sesungguhnya dari mesin Borneo FC bukanlah sang top skiler, melainkan Juan Villa. Ia adalah otak, sang konduktor yang mengatur setiap detak jantung permainan “Lefundes Ball”.
Villa beroperasi sebagai deep-lying playmaker yang juga memiliki kemampuan box-to-box. Perannya sangat krusial dalam fase build-up. Ia sering turun sangat dalam, bahkan hingga sejajar dengan bek tengah, untuk menerima bola dari kiper Nadeo Argawinata. Dari sanalah segalanya dimulai.
Kemampuannya dalam membawa bola dan melihat lorong-lorong passing, terutama vertical pass yang memotong garis lawan, adalah senjata paling mematikan. Dengan menarik bek lawan yang berusaha menekannya, Villa secara otomatis membuka ruang di depan garis pertahanan lawan. Ruang inilah yang kemudian dimanfaatkan dengan sempurna oleh rekan-rekannya. Villa adalah contoh sempurna pemain yang mungkin tidak selalu mencetak gol atau assist, tetapi pengaruhnya terhadap kemenangan tim bersifat absolut.
Mariano Peralta: Evolusi Menuju False Nine yang Mematikan
Jika Villa adalah otak, maka Mariano Peralta adalah nyawa serangan. Statistiknya berbicara jelas: 7 gol dan 4 assist dalam 9 penampilan musim ini. Namun, angka-angka itu tidak menceritakan keseluruhan kisah. Peralta telah mengalami evolusi peran yang signifikan di bawah Lefundes.
Musim lalu, ia lebih sering ditempatkan sebagai winger murni. Sekarang, Lefundes memberinya kebebasan taktik untuk bermain lebih ke tengah, beroperasi sebagai false nine atau second striker. Pergerakan tanpa bolanya sangat cerdik. Ia sering mengundang bek lawan untuk mengikutinya ke area yang tidak nyaman, meninggalkan ruang untuk gelandang lain atau sayap untuk menerobos.
Dua golnya (brace) melawan Semen Padang adalah bukti sempurna dari skema ini. Villa menarik perhatian gelandang bertahan lawan, menciptakan celah bagi Peralta untuk menerima bola di antara garis dan dengan tenang menghadapi kiper. Kebebasan ini membuatnya hampir mustahil untuk ditangani secara konsisten oleh bek manapun.
Soliditas Pertahanan: Fondasi dari Segala Kesuksesan
Rekor hanya empat kebobolan dalam sepuluh laga adalah hal yang fantastis. Ini bukan hanya soal kualitas individu bek atau kiper, melainkan hasil dari kerja kolektif seluruh tim. Pressing tinggi yang diterapkan membuat lawan kesulitan melakukan build-up dengan tenang.
Di lini tengah, kombinasi Christophe Nduwarugira, Kei Hirose, dan Komang Teguh memberikan keseimbangan sempurna. Nduwarugira bertindak sebagai “pembersih” yang menyapu ancaman, sementara Hirose memberikan energi untuk maju-mundur. Mereka jarang kalah dalam duel, baik di udara maupun di tanah.
Kiper Nadeo Argawinata juga tampil dengan kepercayaan diri tinggi, didukung oleh lini pertahanan yang kompak. Kompaknya garis pertahanan, dengan Maicon dan Douglas sebagai tulang punggung, membuatnya sulit untuk ditembus melalui skema serangan terorganisir.
Mentalitas dan Kolektivitas: Jiwa Baru di Sangkar Pesut
Di balik semua analisis taktik yang canggih, ada elemen manusia yang tidak kalah pentingnya. Fabio Lefundes berhasil menanamkan mentalitas pemenang dan rasa kolektivitas yang kuat dalam skuadnya. Dalam sebuah wawancara, Lefundes dengan tegas menyatakan:
“Kami bangun fondasi sejak pramusim: kerja keras, disiplin, kolektivitas. Tidak ada jalan pintas. Pemain tahu persis apa yang harus dilakukan di setiap pertandingan, dan mereka jalankan dengan penuh kepercayaan diri.”
Pernyataan ini bukan sekadar klise. Keterikatan tim terlihat jelas di lapangan. Pemain saling menutup ruang, saling mendukung, dan memiliki kepercayaan penuh pada sistem. Mereka juga menunjukkan mentalitas juara dengan kerap memenangkan laga-laga ketat dan mampu bangkit dari ketertinggalan.
Proyeksi ke Depan dan Tantangan yang Menanti
Dengan rekor 10 kemenangan beruntun dan masih menyimpan satu laga tunda, Borneo FC berada di posisi yang sangat ideal untuk memperlebar jarak di puncak klasemen. Namun, jalan masih panjang. Tantangan terbesar akan datang dari jadwal yang padat, terutama di Desember dan Januari, di mana risiko kelelahan dan cedera akan mengintai.
Kedalaman skuad akan diuji. Ketergantungan pada performa kunci seperti Juan Villa dan Mariano Peralta juga menjadi titik kritis. Apakah pemain-pemain pengganti dapat menjaga level permainan yang sama jika kedua bintang ini absen?
Kesimpulan: Sebuah Masterclass Kepelatihan
Fabio Lefundes telah memberikan masterclass dalam kepelatihan. Ia membuktikan bahwa dengan filosofi taktik yang jelas, disiplin dalam eksekusi, dan kemampuan membangun mentalitas tim, sebuah klub Indonesia bisa bermain pada level yang sangat tinggi. Borneo FC di bawah asuhannya bukan sekadar tim yang menang; mereka adalah tim yang mendominasi dengan cara yang cerdas, menarik, dan efektif. Mereka tidak hanya memimpin klasemen, tetapi sedang menulis ulang standar permainan di BRI Super League. “Lefundes Ball” adalah buktinya, dan seluruh Indonesia menyaksikan.
Ikuti terus analisis mendalam dan berita terbaru seputar dunia sepak bola hanya di Score.co.id.












