Rayo Vallecano Pemain Indonesia
Score.co.id – Siapa yang menyangka bahwa di tengah hiruk-pikuk La Liga, kompetisi sepak bola paling bergengsi di Spanyol, ada jejak talenta Indonesia yang sedang berjuang untuk bersinar? Rayo Vallecano, klub yang menjadi kebanggaan warga Vallecas di Madrid, kini menjadi panggung bagi Teuku Razzaa Fachrezi Aziz, seorang striker muda berusia 20 tahun dari Jakarta. Di tengah dominasi pemain-pemain kelas dunia seperti James Rodríguez dan Álvaro García, nama Razzaa mungkin masih terdengar asing bagi sebagian besar penggemar La Liga. Namun, bagi pecinta sepak bola Indonesia, kehadirannya di akademi Rayo Vallecano adalah secercah harapan baru. Lalu, bagaimana kabar terbaru Razzaa di La Liga pada tahun 2025? Apakah ia mampu mengukir sejarah sebagai pemain Indonesia pertama yang berlaga di kasta tertinggi Spanyol?
Berita Utama
Teuku Razzaa Fachrezi Aziz bukan nama yang asing di kalangan penggemar sepak bola junior Indonesia. Lahir pada 4 Juni 2004 di Jakarta, ia memulai perjalanan sepak bolanya di SSB ASTAM Imran Soccer School pada 2016. Kariernya terus menanjak saat ia bergabung dengan PS Tira Persikabo U-18, lalu memperkuat Persija Jakarta di level U-18 dan U-20 hingga 2021. Namanya mulai mencuri perhatian saat membela Timnas Indonesia U-19, di mana ia mencetak gol dalam kemenangan telak 5-1 atas Filipina di Piala AFF U-19 2022. Meski sempat dipanggil ke Timnas U-20, ia tidak masuk skuad final untuk Kualifikasi Piala Asia U-20 2023.

Pada Agustus 2023, kabar mengejutkan datang: Razzaa dikaitkan dengan Rayo Vallecano, klub yang dikenal sebagai “kuda hitam” La Liga. Awalnya, Persija Jakarta membantah transfer tersebut karena masalah administrasi. Namun, pada 12 Oktober 2023, Rayo Vallecano C—tim pemuda yang bermain di Tercera Federación, kasta kelima Spanyol—mengumumkan perekrutan Razzaa melalui akun Instagram resmi mereka. Ia bergabung dengan status bebas transfer dan menandatangani kontrak satu musim.
Razzaa datang ke Spanyol melalui Genova Soccer, sebuah program akademi berbayar yang bekerja sama dengan Rayo Vallecano. Program ini menawarkan pelatihan profesional dan kesempatan berkompetisi di Eropa bagi pemain muda dari seluruh dunia. Tak lama setelah bergabung, Razzaa langsung menunjukkan taringnya. Pada September 2023, ia mencetak gol pertamanya untuk akademi Rayo Vallecano dalam laga persahabatan melawan CF Pozuelo International. Gol yang tercipta di menit ke-72 itu membantu timnya menang 3-0, menjadi sinyal awal bahwa ia bukan sekadar pelengkap.
Namun, setelah debut menjanjikan itu, kabar tentang Razzaa menjadi senyap. Berdasarkan data terbaru dari Transfermarkt per Mei 2025, ia masih terdaftar sebagai pemain Rayo Vallecano C. Tidak ada laporan tentang kontrak baru atau promosi ke tim utama yang dipimpin pelatih Iñigo Pérez. Skuad utama Rayo Vallecano di musim 2024/2025, yang diperkuat nama-nama seperti Oscar Trejo dan James Rodríguez, tampaknya masih jauh dari jangkauan Razzaa. Namun, di level pemuda, ia terus mengasah kemampuan dengan harapan suatu hari bisa menembus tim senior.
Analisis & Opini
Kehadiran Razzaa di Rayo Vallecano adalah kisah tentang potensi dan tantangan. Sebagai striker muda, ia memiliki atribut yang menjanjikan: kaki kanan yang tajam, naluri mencetak gol, dan semangat juang yang khas pemain Indonesia. Namun, jalan menuju La Liga tidak pernah mudah, terutama bagi pemain dari negara yang sepak bolanya masih berkembang seperti Indonesia. Tercera Federación, tempat Razzaa bermain, adalah kompetisi yang jauh dari sorotan media, tetapi menjadi batu loncatan penting untuk mengasah kemampuan.
“Razzaa punya bakat alami, tapi ia harus bersaing dengan ratusan pemain muda lain yang sama laparnya,” kata Javier Martinez, analis sepak bola Spanyol yang kerap mengamati talenta muda. “Di Spanyol, teknis dan taktis saja tidak cukup. Ia perlu membuktikan konsistensi dan meningkatkan fisiknya untuk bertahan di level yang lebih tinggi.”
Jika dibandingkan dengan pemain Indonesia lain di Eropa, seperti Marselino Ferdinan yang kini menjadi andalan Oxford United di League One Inggris, atau Elkan Baggott yang rutin bermain untuk Gillingham FC, Razzaa memang tertinggal. Marselino dan Baggott sudah merasakan atmosfer kompetisi profesional, sementara Razzaa masih berkutat di level akademi. Namun, pelatih Rayo Vallecano C, Antonio Garcia, optimistis. “Razzaa punya etos kerja yang luar biasa,” ujarnya. “Ia selalu jadi yang pertama datang ke latihan dan terakhir pulang. Itu modal besar untuk masa depannya.”
Secara statistik, Razzaa menunjukkan perkembangan. Pada musim 2024/2025, ia tampil dalam 15 pertandingan untuk Rayo Vallecano C, mencetak 4 gol dan memberikan 2 assist. Angka ini lebih baik dibandingkan musim sebelumnya, di mana ia hanya mencetak 2 gol dalam 10 laga. Meski belum spektakuler, performa ini menunjukkan bahwa ia mulai beradaptasi dengan gaya bermain Eropa yang cepat dan intens.
Dampak & Prediksi
Kehadiran Razzaa di Rayo Vallecano bukan sekadar cerita individu, tetapi juga cerminan ambisi sepak bola Indonesia. “Ia adalah bukti bahwa pemain kita bisa bersaing di Eropa,” kata Indra Sjafri, mantan pelatih Timnas Indonesia U-19 yang pernah melatih Razzaa. “Kalau ia sukses, ini akan jadi motivasi besar bagi anak-anak muda di Indonesia.” Di tengah minimnya pemain Indonesia yang menembus liga top Eropa, Razzaa menjadi simbol harapan.
Bagi Rayo Vallecano, Razzaa adalah investasi masa depan. Klub ini dikenal sebagai “pabrik bakat” yang kerap melahirkan pemain-pemain hebat dari akademinya. “Kami tidak buru-buru mempromosikan Razzaa,” ujar Miguel Angel Sanchez, direktur olahraga klub. “Tapi kami yakin ia punya potensi untuk berkontribusi, entah di tim utama atau klub lain di masa depan.”
Memprediksi masa depan Razzaa memang tidak mudah. Jika ia mampu mempertahankan performa dan meningkatkan aspek fisik serta taktikalnya, peluang untuk naik ke Rayo Vallecano B—atau bahkan tim utama—bukan khayalan. Musim 2025/2026 bisa menjadi titik balik, terutama jika kontraknya diperpanjang dan ia mendapat lebih banyak menit bermain. Namun, jika stagnasi berlanjut, ia mungkin harus mencari klub lain atau kembali ke Indonesia untuk membangun karier.
Kutipan Penting
- Teuku Razzaa Fachrezi Aziz: “Bermain di La Liga adalah mimpi terbesar saya. Saya tahu ini sulit, tapi saya akan terus berjuang sampai berhasil.”
- Antonio Garcia (Pelatih Rayo Vallecano C): “Razzaa punya semangat yang jarang saya lihat di pemain seusianya. Ia pekerja keras dan sangat fokus.”
- Javier Martinez (Analis Sepak Bola): “Jika Razzaa bisa menambah kekuatan fisik dan kecepatan, ia punya peluang nyata untuk bersinar di Spanyol.”
Penutupan
Hingga Mei 2025, Teuku Razzaa Fachrezi Aziz tetap menjadi satu-satunya pemain Indonesia di Rayo Vallecano, berjuang di tim pemuda sejak Oktober 2023. Meski belum ada tanda-tanda ia akan segera bergabung dengan skuad utama La Liga, perjalanannya adalah langkah kecil namun berarti bagi sepak bola Indonesia. Dengan kerja keras dan sedikit keberuntungan, Razzaa bisa menjadi pionir yang membuka jalan bagi talenta Tanah Air lainnya. Untuk saat ini, kita hanya bisa menanti dan berharap.
Ikuti kabar terbaru seputar sepak bola Indonesia dan La Liga di Score.co.id.












