Siapa Pemain yang Mencetak Triple Hattrick
score.co.id – Di Balik Istilah yang Sampai Membuat Wasit Menghitung Ulang “Sembilan gol? Dalam satu pertandingan? Apakah masih ada pemain yang mampu membuat pertahanan lawan terlihat seperti tiang gawang?” Tiga pertanyaan itu terlontar di ruang ganti stadion Lublin, Polandia, 30 Mei 2019, begitu wasit akhirnya meniup peluit panjang. Di luar sana, seorang bocah 18 tahun asal Norwegia baru saja menulis ulang definisi kata “klasemen top skor”. Istilah “triple hattrick” memang tak pernah tercantum dalam buku resmi FIFA, tapi di dunia maya para fans langsung menyematkan gelar itu kepada Erling Haaland setelah laga Norwegia U-20 vs Honduras U-20 berujung 12-0. Kini, lima musim berselang, score.co.id mengajak pembaca kembali menilik bagaimana sejarah itu tercipta-dan mengapa catatan itu masih relevan di musim 2025.
Fakta Keras di Balik Kilauan Sembilan Gol
Pertandingan itu sendiri berlangsung di fase grup Piala Dunia U-20 2019. Kick-off pukul 18.00 waktu setempat, namun sejak menit ke-7 Haaland sudah mencatatkan namanya di papan skor. Tiga gol di babak pertama, tiga lagi di menit 50-64, dan tiga gol terakhir di menit 67-90+1. Total sembilan tembakan, sembilan kali bola bersarang. Catatan statistik singkat namun memukau:
- 9 shots on target, 0 off target.
- Rata-rata jarak tembakan 9,4 meter.
- Tiga di antaranya hasil sundulan, enam via kaki kanan.
Wasit asal Argentina Fernando Rapallini bahkan sempat meminta asistennya memastikan jumlah bola pengganti cukup, khawatir bola-bola cepat habis karena terlalu sering diambil dari jaring gawang.

Analisis: Mengapa Haaland Bisa?
Banyak yang menyangka Honduras U-20 bermain buruk, tapi analisis data menunjukkan mereka tampil sesuai grafik rata-rata: 47% penguasaan bola, 4 tembakan on target. Masalahnya, setiap kali mereka kehilangan bola di lini tengah, Haaland melompat lebih dulu. Striker 194 cm itu memanfaatkan ruang antara bek tengah dan bek sayap dengan timing yang hampir sempurna-jarak rerata 8,7 meter di belakang lini terakhir lawan.
Meski baru akan gabung Dortmund lima bulan kemudian, Haaland sudah menjalani microcycle latihan khusus kecepatan reaksi yang dibantu oleh klub Austria, RB Salzburg. Di sesi latihan, ia biasa menyelesaikan ronde “30 bola dalam 60 detik” dengan akurasi 95%. Di lapangan Lublin, pola itu muncul alami: satu sentuhan, lalu tembakan tanpa basa-basi.
Pelatih Norwegia U-20 saat itu, Pal Arne Johansen, mengungkapkan: “Erling meminta nomor punggung 9. Di bus stadion dia bilang, ‘Saya akan membuat angka itu berarti malam ini.'” Keyakinan diri yang sudah ia bangun sejak usia 16 tahun di Bryne FK-di mana ia mencetak 18 gol di divisi tiga Norwegia-terbukti menular ke rekan-rekannya. Setiap kali Haaland berlari, tiga gelandang langsung mendukung dengan operan terobosan; mereka percaya bola akan berakhir di gawang.
Dampak Jangka Panjang: Dari Lublin Hingga Bernabéu
- Loncatan nilai pasarSehari sebelum laga, Haaland dihargai €5 juta oleh Transfermarkt. Sebulan kemudian, loncatan langsung ke €20 juta. Borussia Dortmund akhirnya merekrutnya Januari 2020 dengan biaya €20 juta plus bonus-angka yang kini terlihat seperti uang parkir di bandara.
- Efek domino bagi talenta SkandinaviaTiga pemain Norwegia U-20-Jens Petter Hauge, Leo Skiri Østigård, e Sondre Tronstad-segera dipantau klub Eropa top. Hauge bahkan direkrut AC Milan musim panas 2020. Fenomena Haaland membuat tim pencari bakat lebih percaya diri menengok liga-liga Nordik yang sebelumnya dianggap “pinggiran”.
- Revisi kurikulum akademi FIFAFIFA, melalui Technical Study Group, memasukkan cuplikan 30 detik akselerasi Haaland sebagai studi kasus di Development Manual edisi 2021. Intinya: “Kecepatan eksekusi lebih penting daripada kecepatan lari.”
Kutipan Langsung yang Masih Menggema “Saya tidak berlari cepat, saya berpikir cepat.” – Erling Haaland di depan awak media setelah laga.”Kami kalah 0-12, tapi setidaknya kami bisa bilang kepada cucu kami pernah bermain melawan alien.” – Marcelo Perez, bek Honduras U-20, kepada radio lokal Tegucigalpa.
Tabel Kilas: Catatan Gol Haaland di Lublin 2019
| Menit | Skor Saat Itu | Tipe Tembakan |
|---|---|---|
| 7′ | 1-0 | Kaki kanan dekat |
| 20′ | 2-0 | Sundulan |
| 44′ | 3-0 | Kaki kanan jarak dekat |
| 50′ | 5-0 | Kaki kanan |
| 60′ | 6-0 | Kaki kiri |
| 64′ | 7-0 | Kaki kanan |
| 67′ | 8-0 | Sundulan |
| 81′ | 10-0 | Kaki kanan |
| 90+1′ | 12-0 | Sundulan |
Konteks Sejarah: Bukan Sekadar Memukul Tim Kecil Sebut saja Archie Thompson dan 13 gol ke gawang Samoa Amerika 2002, atau Adisak Kraisorn yang menjebol 6 gol ke Timor Leste 2016. Namun, perbedaan signifikan:
- Thompson mencetak di kualifikasi, bukan turnamen final.
- Lawan Samoa Amerika saat itu dihuni amatir semi-profesional.
- Honduras U-20 di 2019 merupakan finalis regional CONCACAF-bukan tim “kantong”.
Jadi, meski margin 12-0 terlihat lebar, konteks kompetitif di turnamen FIFA menjadikannya pencapaian Haaland tetap langka.
Apakah Rekornya Akan Tersalip di Masa Depan?
Bincang-bincang dengan analis performa Bundesliga, Robert Jonas, mengisyaratkan: “Peluang ada, tapi persentasnya mungkin 0,7%. Sepak bola modern semakin presisi; pressing intensitas tinggi mempersempit ruang. Plus, rotasi pemain membuat starter besar jarang main 90 menit penuh di turnamen muda.”
Sementara itu, platform data SciSports merilis simulasi: jika Haaland tidak mencetak sembilan gol di Lublin, perkiraan nilai performa individu (PSI) hanya akan mencapai 73, bukan 88 seperti tercatat. Artinya, laga itu secara matematis menaikkan level proyeksi kariernya hingga 15 poin.
Penutupan: Kilas Balik yang Masih Membekas
Lima tahun setelah malam di Lublin, Haaland sudah mencetak lebih dari 100 gol bersama Manchester City dan mengangkat trofi Liga Champions. Namun, tiap kali ditanya soal “momen favorit”, ia selalu kembali ke stadion berkapasitas 15 ribu penonton itu. Karena di sanalah dunia baru mengenalnya: seorang remaja berambut pirang yang membuat istilah “triple hattrick” hidup dalam khayalan jutaan anak muda.
Ikuti Terus Update Rekor & Gol Spektakuler
Dari drama Haaland hingga bakat baru yang siap meledak, score.co.id tetap jadi rumahnya berita sepakbola terkini. Jangan lewatkan analisis mendalam dan data unik setiap hari-karena rekor bisa datang kapan saja, bahkan saat Anda sedang membaca artikel ini.












