Susunan Pemain Perth Glory vs AC Milan: Formasi di Balik Kemenangan 9-0

Taktik Brilian di Balik Kemenangan Telak 9-0

Susunan Pemain Perth Glory vs AC Milan
Susunan Pemain Perth Glory vs AC Milan

Susunan Pemain Perth Glory vs AC Milan

Score.co.id – Apa yang terjadi ketika klub Serie A bertemu tim A-League di panggung persahabatan? Jawabannya terukir di skor telak 9-0. Di HBF Park, Perth, Kamis 31 Juli 2025, AC Milan menghadirkan pertunjukan sepak bola taktis sekaligus brutal. Dalam laga penutup tur Asia-Pasifik, Rossoneri tak hanya mengandalkan bintang-bintang mahal, tetapi juga strategi formasi yang menghancurkan pertahanan Perth Glory. Bagaimana susunan pemain dan keputusan taktis Massimiliano Allegri menjadi kunci pembantaian ini? Simak analisis mendalam dari tim score.co.id.

Babak 1: Konteks Pertandingan

Tur Asia-Pasifik Milan: Bisnis dan Persiapan

AC Milan datang ke Perth dengan agenda ganda: mematangkan kebugaran fisik dan memperkuat merek di pasar Asia-Pasifik. Sebelumnya, mereka mencatat kemenangan atas Liverpool dan kekalahan dari Arsenal. Pertandingan melawan Perth Glory bukan sekadar pemanasan, melainkan panggung promosi global. Dengan 19.226 penonton memadati stadion, Milan menunjukkan komitmen pada basis penggemar internasional.

Taktik Brilian di Balik Kemenangan Telak 9-0
Taktik Brilian di Balik Kemenangan Telak 9-0

Perth Glory: Tim Lelah di Ujung Tanduk

Berbanding terbalik dengan Milan, Perth Glory memasuki laga dalam kondisi tragis. Empat hari sebelumnya, mereka bertarung 120 menit di Hahn Australia Cup melawan Wellington Phoenix, kalah lewat adu penalti di tengah hujan lebat. Kelelahan fisik dan mental menjadi beban berat. Pelatih David Zdrilic mengakui, “Kami seperti berlari dengan kaki terantai.”

Baca Juga  Alasan Marc Klok Yakin Timnas U-23 Indonesia Bisa Kalahkan Uzbekistan

Babak 2: Pesta Gol Milan

Babak Pertama: Gelombang Serangan Tak Terbendung (5-0)

  • Menit 3′: Filippo Terracciano (bek kanan) membuka gol lewat tendangan sudut. Bek yang biasanya defensif berubah jadi penyerang dadakan.
  • Menit 23′: Noah Okafor mencetak gol pertama setelah kombinasi cerdik dengan Álex Jiménez. Tendangan kaki kanannya melesat ke sudut kiri gawang.
  • Menit 27′: Okafor kembali mengguncang jala gawang. Memanfaatkan bola muntah di kotak penalti, ia menunjukkan naluri predator.
  • Menit 30′: Christian Comotto (19 tahun) menjebol gawang lewat panenka. Tendangan chip-nya mempermalukan kiper Oliver Sail.
  • Menit 32′: Samuel Chukwueze menutup babak pertama dengan thunderbolt kaki kiri dari luar kotak penalti.

Babak Kedua: Rotasi Pemain, Intensitas Tetap Membara (4-0)

  • Menit 46′: Rafael Leão mencetak gol hanya 15 detik setelah babak kedua dimulai. Sprint 60 meter dari garis tengah membuktikan kecepatannya.
  • Menit 58′: Samuele Ricci mengolah bola di tepi kotak penalti. Tendangannya melengkung ke sudut atas seperti peluru terkendali.
  • Menit 80′: Yunus Musah (AS) melepaskan tendangan keras dari sisi kanan. Bola menyusur tiang dekat tanpa bisa diantisipasi kiper.
  • Menit 85′: Leão menyudahi petualangan malam itu dengan gol keduanya. Dribel melewati tiga pemain sebelum menempatkan bola ke pojok kanan.

Analisis Taktik: Formasi sebagai Senjata Mematikan

4-3-3 Milan: Fluida dan Multidimensional

Massimiliano Allegri memilih formasi 4-3-3 yang dinamis. Bek sayap seperti Jiménez dan Terracciano sering naik hingga garis serang, menciptakan overload di sektor sayap. Ruben Loftus-Cheek dan Christian Comotto bergerak bebas sebagai box-to-box midfielder, sementara Noah Okafor dan Chukwueze saling bertukar posisi. Hasilnya? Perth Glory kebingungan menentukan marking.

Kutipan Kunci: “Fluiditas serangan Milan mengingatkan pada total football. Setiap pemain bisa bermain di berbagai posisi,” kata pakar taktik Serie A, Carlo Bianchi.

Baca Juga  Bantu Phil Foden Cetak Gol Spektakuler, Bernardo Silva Samai 1 Rekor Cristiano Ronaldo di Liga Inggris

4-4-2 Perth Glory: Formasi Jadul yang Tertinggal

David Zdrilic mempertahankan formasi 4-4-2 klasik. Sayapnya, Trent Ostler dan Nathanael Blair, tak mampu menekan laju Milan. Lini tengah kalah fisik dan teknis, membuat pertahanan terbuka lebar. Ketika gelandang Milan seperti Loftus-Cheek maju, lini belakang Glory terpaksa menghadapi 5 lawan 4.

Masterstroke Allegri: Rotasi Massal Saat Istirahat

Allegri mengganti seluruh 11 pemain saat jeda. Keputusan ini bukan hanya menjaga kebugaran, tapi juga memicu persaingan internal. Pemain cadangan seperti Leão dan Musah bermain lebih agresif untuk membuktikan diri. “Mereka bermain seperti final Liga Champions,” komentar pengamat sepak bola Asia, Kenji Tanaka.

Susunan Pemain: Dampak Pergantian

AC Milan (4-3-3)

  • Babak 1: Maignan (GK); Terracciano, Gabbia, Simic, Estupiñán; Loftus-Cheek, Comotto, Bondo; Chukwueze, Okafor, Jiménez.
  • Babak 2: P. Terracciano (GK); Magni, Tomori, Thiaw, Bartesaghi; Musah, Ricci, Fofana; Saelemaekers, Liberali, Leão.

Perth Glory (4-4-2)

  • Babak 1: Sail (GK); Risdon, Majekodunmi, Lebib, Warland; Gomulka, Timmins, Ostler, Blair; Sulemani, Ngo.
  • Babak 2: Birighitti (GK); Despotovski, Kaltak, Wootton, Kuzamba; O’Neill, Bugarija, Moore, Anasmo; Taggart, Freney.

Dampak Pergantian:

  • Milan: Leão langsung mencetak 2 gol. Ricci dan Musah menguasai lini tengah.
  • Perth: Adam Taggart (penyerang berpengalaman) masuk saat babak kedua, tapi tak mendapat pas memadai.

Wawasan Pasca-Pertandingan

Pelajaran Pahit untuk Perth Glory

Pelatih David Zdrilic menyebut kekalahan ini “pengalaman belajar”. Namun, kekalahan 9-0 berisiko merusak mental pemain muda. Kapten Josh Risdon mengaku, “Mereka bergerak seperti belum pernah kami lihat di A-League.”

Milan: Lebih dari Sekadar Pramusim

Bagi Milan, kemenangan ini adalah promosi merek sempurna. Hasil 9-0 jadi berita utama di Eropa, Asia, dan Amerika. Manajer pemasaran Milan, Luigi Ferraro, menyebut tur ini “investasi yang mengubah olahraga jadi tontonan global.”

Baca Juga  Liga 1 2023-2024 - Persib Jadi Tim Tergacor, Persebaya Paling Bapuk

Masa Depan A-League di Kancah Global

Kekalahan Perth Glory memicu debat tentang kesenjangan liga Australia. “Kita butuh lebih banyak duel seperti ini, tapi dengan persiapan matang,” kata Craig Foster, mantan pemain Timnas Australia.

Penutup

Kemenangan 9-0 AC Milan atas Perth Glory bukan sekadar hasil, tapi cerita tentang taktik brilian, kedalaman skuad, dan kesenjangan sistem sepak bola global. Formasi 4-3-3 Allegri menjadi senjata penghancur, sementara rotasi pemain membuktikan kekuatan bench Milan. Bagi Perth Glory, ini adalah cermin untuk evaluasi mendalam.

Ikuti analisis eksklusif liga Eropa dan Asia hanya di score.co.id!