Trofi Messi Di Psg, Ini Daftar Lengkapnya Wajib Tahu

Daftar Trofi Messi Bersama PSG, Update Terbaru

trofi messi di psg
trofi messi di psg

Trofi Messi Di PSG

score.co.id – Kedatangan Lionel Messi di Parc des Princes pada Agustus 2021 mengguncang jagad sepakbola. Ekspektasi melambung: PSG bukan hanya mengincar dominasi domestik, tapi penaklukkan Eropa. Dua musim berselang, setelah 75 penampilan dan tiga piala, warisan La Pulga di Paris justru menjadi kisah paradoks. Di satu sisi, statistik individu dan trofi kolektif terukir. Di sisi lain, bayang-bayang “kegagalan” membayangi. Apa saja sebenarnya trofi dan prestasi yang diraih Messi bersama PSG? Simak daftar lengkap dan analisis mendalamnya.

Daftar Lengkap Trofi Kolektif dan Individual: Mahkota Paris dan Pengakuan Global

Periode 2021-2023 menambah kilau museum pribadi Lionel Messi. Meski singkat, kontribusinya dalam meraih gelar untuk PSG tak bisa dipandang remeh.

Daftar Trofi Messi Bersama PSG, Update Terbaru
Daftar Trofi Messi Bersama PSG, Update Terbaru

Gelar Domestik PSG: Konsistensi yang Tak Terbantahkan

Sebagai bagian mesin serang PSG, Messi membantu mempertahankan hegemoni klub di kancah Prancis.

  • Juara Ligue 1 (2021/22 & 2022/23): Dua gelar juara liga berhasil dipertahankan. Messi menjadi elemen krusial dalam menjaga ritme kemenangan PSG, terutama lewat kreativitas dan assist-nya yang mematikan.
  • Trophée des Champions (2022): Trofi Piala Super Prancis ini diraih dengan kemenangan 4-0 atas Nantes. Messi tak sekadar hadir; ia mencetak satu gol dalam laga tersebut, menegaskan perannya sebagai pembeda di momen penting.

Pengakuan Global: Mahkota Individu di Ibu Kota Prancis

Kecemerlangan Messi tak pudar meski ganti klub. Paris menjadi saksi diraihnya penghargaan paling bergengsi.

  • The Best FIFA Men’s Player 2022: Penghargaan ini resmi diterima Messi sebagai pemain PSG. Kunci utamanya adalah performa fenomenalnya memimpin Argentina juara Piala Dunia 2022 di Qatar, meski kontraknya masih dengan klub ibu kota Prancis tersebut.
  • Ballon d’Or ke-7 (2021): Meski baru beberapa bulan berseragam PSG, penghargaan Ballon d’Or ketujuhnya (diumumkan akhir 2021) tetap memiliki kaitan erat dengan klub barunya, walau basis penilaian kuat dari musim terakhirnya bersama Barcelona.
  • Ballon d’Or ke-8 (2023): Sejarah kembali tercipta. Messi mengangkat Ballon d’Or kedelapannya pada 2023. Faktor penentu utama? Kejeniusannya mengantar Argentina juara Piala Dunia 2022 – sebuah prestasi yang dicapai saat ia masih resmi berkostum PSG.
Baca Juga  Statistik Wataru Endo Pemain Baru Liverpool, Minim Bikin Pelanggaran dan Jago Alirkan Bola

Bayang-bayang Kontroversi: Lobi dan Ballon d’Or 2021

Kemenangan Ballon d’Or 2021 Messi tak sepenuhnya mulus. Investigasi media Prancis menyoroti dugaan praktik tak sedap. PSG disebut melakukan lobi intensif – termasuk tawaran fasilitas mewah – kepada France Football, penyelenggara penghargaan, demi memastikan kemenangan bintang barunya. Tuduhan ini, meski dibantah berbagai pihak, menodai momen tersebut dan menyoroti tekanan ekstrem di balik proyek “super club” PSG untuk validasi instan melalui prestise individu.

Kontribusi Statistik: Angka di Balik Kejeniusan

Melampaui trofi, angka-angka statistik Messi selama di PSG membungkam narasi penurunan performa. Ia beradaptasi, berevolusi, namun tetap mematikan.

Produktivitas yang Tak Terbantahkan

Dalam 75 pertandingan di semua ajang, Messi mengukir:

  • 32 Gol
  • 34 AssistTotal 66 kontribusi gol (0.88 per pertandingan). Angka ini menempatkannya di jajaran playmaker paling produktif di Eropa, membuktikan kelasnya sebagai pemain elite.

Peran Berbeda di Liga dan Eropa

Fungsi Messi bervariasi tergantung panggung:

  • Ligue 1 (58 Penampilan): Di sini perannya sebagai architect serangan dominan. Ia mencetak 22 gol namun lebih banyak menjadi provider dengan 30 assist. Kemitraan dengan Kylian Mbappé menjadi senjata utama, di mana umpan-umpan terobosan Messi sering menjadi kunci gol Mbappé.
  • Liga Champions (14 Penampilan): Di panggung yang diidam-idamkan PSG, Messi justru lebih sering menjadi eksekutor. Ia menyumbang 9 gol dan 4 assist. Ironisnya, statistik solid ini tak mampu membawa PSG melampaui babak 16 besar dalam dua musim tersebut.

Pengaruh di Setiap Laga

Kontribusinya lebih dari sekadar gol dan assist:

  • 24x Man of the Match: Hampir sepertiga total penampilannya dinobatkan sebagai pemain terbaik laga.
  • 192 Key Passes: Kemampuannya membelah pertahanan lawan dengan umpan kunci tetap mengagumkan.
  • 54 Big Chances Created: Bukti nyata bahwa dialah otak utama serangan PSG, penyedia peluang emas bagi rekan setim.
Baca Juga  Cetak 4 Gol dalam 2 Laga, Catatan Apik Lautaro Martinez ke Gawang Monza Musim Ini

Evaluasi Kinerja: Antara Harapan Monumental dan Realitas Pahit

Kedatangan Messi bukan untuk sekadar memenangkan Ligue 1. Proyek “Galácticos 2.0” – menyatukan Messi, Neymar, dan Mbappé – bertujuan tunggal: Liga Champions UEFA. Di sinilah paradoks terbesar terungkap.

Paradoks Utama: Kesuksesan Individu vs Kegagalan Kolektif Eropa

Statistik gemilang Messi bersanding dengan kegagalan tim di Eropa. PSG dua kali tersingkir di babak 16 besar Liga Champions (dihadapi Real Madrid dan Bayern München). Proyek super bintang terbukti rentan:

  • Ketimpangan Skuad: Fokus berlebihan pada trio MSN membuat lini tengah dan pertahanan PSG kerap kewalahan menghadapi tim Eropa tangguh.
  • Kurang Kohesi: Kumpulan talenta individu terbaik belum tentu menjadi tim terkuat. Dinamika di belakang layar dan ketahanan fisik dianggap faktor penghambat.
  • Ekspektasi vs Realitas: Tekanan untuk segera menjuarai Eropa justru membebani. PSG gagal menemukan formula keseimbangan saat berhadapan dengan tim berpengalaman dan terorganisir rapi.

Pertemuan PSG vs Inter Miami di Piala Dunia Antarklub 2025 menjadi simbol reuni pahit. Kemenangan PSG atas tim Messi justru mengingatkan apa yang seharusnya bisa mereka raih bersama: Trofi Champions League. Narasi “Messi gagal di PSG” sejatinya lebih merupakan cermin kegagalan proyek ambisius PSG memadukan bintang terhebat menjadi tim pemenang, bukan indikasi penurunan performa si pemain kecil itu sendiri.

Warisan Abadi: Dampak Finansial dan Olahraga

Warisan Messi di Paris bersifat ganda dan kompleks:

  • Dampak Finansial Spektakuler:
    • Booming Komersial: Kehadirannya melambungkan penjualan merchandise, menarik sponsor kelas dunia, dan meningkatkan nilai merek PSG secara global.
    • Beban Gaji Monstrous: Gaji yang dilaporkan mencapai ~€80 juta/tahun (termasuk bonus) membebani Financial Fair Play (FFP), menyulitkan perekrutan pemain kunci di sektor lain yang sebenarnya dibutuhkan.
  • Warisan Olahraga yang Ambigu:
    • Momen Kejeniusan: Umpan terobosan, gol spektakuler, dan kontrol permainannya tetap menjadi tontonan bernilai tinggi.
    • Simbol Ketimpangan Proyek: Messi menjadi ikon era di mana PSG mengorbankan keseimbangan tim demi nama besar. Kepergiannya meninggalkan pelajaran berharga: bintang super sekalipun tak bisa menjamin trofi Eropa tanpa fondasi tim yang solid, strategi jitu, dan mental juara kolektif.
Baca Juga  Pemain Baru Lyon dan Formasi Tim untuk Musim Mendatang

Tabel 1.1: Rangkuman Prestasi Lionel Messi di PSG (2021-2023)

Kategori Nama Penghargaan/Trofi Musim/Tahun
Trofi Tim Juara Ligue 1 2021/22, 2022/23
Trofi Tim Trophée des Champions 2022
Penghargaan Individu The Best FIFA Men’s Player 2022
Penghargaan Individu Ballon d’Or 2021
Penghargaan Individu Ballon d’Or 2023 (Faktor Kunci: Piala Dunia 2022 saat di PSG)

Kutipan Menarik: Seorang analis taktik Eropa menyatakan, “Messi di PSG itu seperti memasang mesin Ferrari di kapal pesiar. Sangat mengesankan, tapi belum tentu efektif menaklukkan medan tempur Liga Champions yang penuh badai. PSG lupa, yang dibutuhkan bukan hanya mesin tercepat, tapi kapal yang dirancang utuh untuk perang.”

Kesimpulan: Sebuah Bab Penting Bernama Paradoks

Masa Lionel Messi di Paris Saint-Germain adalah bab unik dalam sejarah sepakbola modern. Secara objektif, ia sukses: tiga trofi domestik, dua Ballon d’Or, satu The Best FIFA award, dan statistik individu yang masih mengagumkan. Namun, warisannya akan selalu diwarnai rasa “kurang”, karena satu tujuan tertinggi – Liga Champions – tak tersentuh.

Kegagalan itu lebih merupakan cermin ambisi berlebihan manajemen PSG dan ketimpangan skuad, ketimbang penurunan kualitas Messi. Ia tetap memberi momen magis, meningkatkan nilai komersial klub secara dramatis, namun juga menyoroti risiko proyek berbasis bintang tanpa pondasi tim seimbang. Trofi-trofi yang diraihnya di Paris adalah nyata dan layak dihargai, namun bab ini akhirnya ditutup dengan pelajaran berharga: di sepakbola level tertinggi, sinergi kolektif mengalahkan sekumpulan nama besar.

Jangan lewatkan analisis mendalam lainnya seputar dunia sepakbola! Pantau terus perkembangan terkini hanya di score.co.id – sumber berita sepakbola terpercaya.